BRIN Sebut Kebakaran Dahsyat di LA Berpotensi Terjadi di Indonesia, Ingatkan Pemda Mitigasi

Rabu 15-01-2025,09:25 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Subroto Dwi Nugroho

Ia pun mengingatkan agar kondisi kekeringan ekstrem bertemu dengan angin panas ini.

"Yang menjadi konsen kita adalah jangan sampai kekeringan ekstrem ini bertemu dengan kondisi yang panas tadi, panas ekstrem."

BACA JUGA:Respon Santai Khofifah Digugat oleh Risma - Gus Hans Soal Pilkada Jatim 2024

BACA JUGA:Resmikan Cipta Griya Kedaung, Menteri PKP dan Mendagri Ngopi Bareng Pj dan Penghuni Rusun

Apabila angin ekstrim ini bertemu dengan kekeringan ekstrim, otomatis harus mengantisipasi atau memitigasinya.

"Ini mitigasi harus kita lakukan karena di wilayah Indonesia ini juga bisa terjadi kondisi kering yang sangat ekstrem," tuturnya.

Salah satu caranya adalah tidak boleh adanya pembukaan lahan dengan pembakaran lahan.

"Oleh karena itu, BRIN menciptakan tools/aplikasi yang bisa memitigasi kondisi tersebut," tambahnya.

Dalam hal ini, BRIN menciptakan indeks kekeringan-karhutla bernama Kresna.

BACA JUGA:Dasco Khawatir Fungsi Legislasi DPR Terganggu Jika Parliamentary Threshold Dihapus

BACA JUGA:Ekonom Sarankan Perpanjangan Pemberian Diskon Listrik

Aplikasi ini tidak hanya mendeteksi atau mengukur kebakaran berdasarkan panas dan titik apinya saja, tetapi juga mengalkulasi dengan indeks keringnya.

"Jadi ketika indeks kering dikombinasikan dengan indeks yang panas ekstrem, maka kami menciptakan yang dinamakan dengan Kresna."

"Kresna itu untuk memitigasi itu (karhutla) dan memberikan prediksi yang jangka menengah dan panjang sampai 2 tahun ke depan," paparnya.

Alat ini pun bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama pemda yang memiliki wilayah hutan yang sangat luas.

"Maka, bisa memitigasi 'Oh, tahun depan itu jangan lakukan di bulan ini karena pada saat itu terjadi indeks bahaya yang tinggi antara tadi indeks bahaya kekeringan dan juga panas ekstrem'."

Kategori :