Pakar Gizi: Susu Ikan dan Daun Kelor Tak Bisa Gantikan Kandungan Susu Mamalia

Rabu 15-01-2025,21:57 WIB
Reporter : Sabrina Hutajulu
Editor : Fandi Permana

JAKARTA, DISWAY.ID - Pakar Gizi Universitas Muhammadiyah Jakarta Prof Dr Tria Astika Endah Permatasari menyebut berbagai alternatif susu yang kini marak diperkenalkan di masyarakat, seperti susu ikan, daun kelor, dan susu UHT. 

Menurutnya, perlu pelurusan terminologi terkait istilah "susu" yang kerap disematkan pada produk selain yang dihasilkan mamalia.

BACA JUGA:Sosok Sultan Bachtiar Najamudin, Ketua DPD yang Usul Dana Zakat untuk Biaya Makan Bergizi Gratis

BACA JUGA:Khofifah Usul Program Makan Bergizi Gratis Gunakan APBD

“Kita harus sepakat bahwa istilah susu itu merujuk pada hasil produksi mamalia betina. Jadi, kalau berasal dari tumbuhan seperti daun kelor, atau dari ikan, itu sebenarnya bukan susu. Penyebutan tersebut lebih kepada tren atau branding untuk memudahkan penerimaan masyarakat," ujar Prof Tria dalam diskusi "Peran Penting Susu dalam Makan Bergizi Gratis (MBG)", di Jakarta Selatan pada Rabu 15 Januari 2025.

Lebih lanjut, Prof Triya menjelaskan bahwa produk yang disebut susu ikan sebenarnya berasal dari hancuran tulang ikan yang diolah dengan teknologi tertentu, ditambahkan perisa, sehingga menyerupai susu dalam rasa dan bentuk. 

Namun, secara kandungan gizi, susu ikan berbeda jauh dari susu mamalia.

“Saya pernah mencoba susu ikan. Rasanya memang mirip susu karena ada tambahan perisa. Tetapi, secara kandungan gizi, susu ikan tidak memiliki komponen penting seperti asam lemak esensial—omega-3, omega-6, dan linoleat—yang sangat penting untuk pertumbuhan otak anak,” ujarnya.

Demikian pula dengan daun kelor. Prof Triya mengakui bahwa daun kelor memiliki manfaat tinggi, terutama kandungan antioksidan dan vitamin C yang baik untuk imunitas. 

BACA JUGA: Sambut Hari Bhakti Imigrasi ke-75, Imigrasi Konsulat RI Tawau Bagikan Makanan Sehat Bergizi

Namun, daun kelor tidak bisa menjadi pengganti susu dalam menunjang tumbuh kembang anak.

“Daun kelor bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena kaya antioksidan. Tetapi, untuk mendukung pertumbuhan berat badan dan perkembangan otak anak, kandungan gizinya tidak mencukupi,” tegasnya.

Di antara alternatif yang disebutkan, Pro. Triya menegaskan bahwa susu UHT tetap menjadi pilihan utama dalam pemberian makanan bergizi gratis. 

Susu ini dihasilkan dari mamalia dan mengandung nutrisi penting seperti protein, kalsium, serta asam lemak esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan anak.

“Susu UHT memenuhi standar gizi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang optimal. Jadi, untuk program makan bergizi gratis, susu UHT tetap menjadi solusi terbaik dibanding alternatif seperti susu ikan atau daun kelor,” pungkasnya.

Kategori :