JAKARTA, DISWAY.ID - Israel dan Hamas telah sepakat untuk menghentikan perang yang menghancurkan di Jalur Gaza.
Dengan adanya gencatan senjata itu, meningkatkan kemungkinan untuk mengakhiri pertempuran paling mematikan dan paling merusak antara musuh bebuyutan tersebut.
Kesepakatan gencatan senjata tiga tahap menjanjikan pembebasan puluhan sandera yang ditawan oleh militan di Gaza dan ratusan tahanan Palestina di Israel.
Dan akan memungkinkan ratusan ribu orang yang mengungsi di Gaza untuk kembali ke rumah-rumah mereka yang tersisa.
BACA JUGA:Kena Karma! Rumah Pendukung Israel James Woods Ludes Terbakar usai Serukan Genosida di Gaza
Hal itu juga akan membanjiri bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke wilayah yang porak-poranda akibat perang selama 15 bulan, kata mediator.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengatakan gencatan senjata akan mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Janauri 2025.
Keberhasilannya akan bergantung pada Israel dan Hamas yang "bertindak dengan itikad baik untuk memastikan bahwa perjanjian ini tidak runtuh".
Ia berbicara di ibu kota Qatar, Doha, tempat berlangsungnya negosiasi yang melelahkan selama berminggu-minggu.
Presiden AS Joe Biden memuji kesepakatan gencatan senjata itu dari Washington.
Ia mengatakan gencatan senjata akan tetap berlaku selama Israel dan Hamas tetap berada di meja perundingan untuk gencatan senjata jangka panjang.
Biden memuji "diplomasi Amerika yang gigih dan telaten" selama berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan tersebut.
Dengan mencatat bahwa pemerintahannya dan tim Presiden terpilih Donald Trump telah "berbicara sebagai satu kesatuan" dalam negosiasi terbaru.
BACA JUGA:Paket Senjata Terakhir Biden ke Israel Tembus 8 Miliar Dolar AS, Rudal hingga Jet Tempur