JAKARTA, DISWAY.ID - Simak penjelasan mengenaik hukum mengucapkan selamat Imlek 2025 dalam Islam.
Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili sudah di depan mata. Etnis Tionghoa akan menyambut perayaan Imlek 2025 pada Rabu, 29 Januari 2025.
Tahun Baru Imlek atau Chinese New Year merupakan salah satu perayaan terpenting dalam budaya Tionghoa yang dirayakan oleh jutaan orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
BACA JUGA:10 Rekomendasi Film China Kerajaan Terbaik Spesial Liburan Imlek 2025, Bisa Nonton Bareng Keluarga!
Pada momen ini tak hanya etnis Tionghoa, masyarakat umum juga menjadikan Tahun Baru Imlek untuk berkumpul bersama orang terkasih lantaran ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Mereka bersama-sama akan menikmati momen liburan dengan berwisata, makan-makan, dan perayaan lainnya.
Namun, dalam hal ini masih banyak orang, khususnya umat muslim yang penasaran akan hukum mengucapkan selamat Imlek 2025 dalam Islam.
Lantas bagaimana pandangan Islam mengenai mengucapkan selamat Imlek 2025?
Hukum Mengucapkan Selamat Imlek 2025 dalam Islam
Dikutip dari YouTube Al-Bahjah, Buya Yahya menjelaskan Islam tidaklah membeda-bedakan manusia secara etnis dan golongan. Islam tetap menghargai dan menghormati siapapun etnisnya.
"Jika ada hubungannya dengan keyakinan masalah agama, maka haramnya tingkat tinggi," kata Buya Yahya dikutip Selasa, 28 Januari 2025.
BACA JUGA:Sampai Kapan Libur Imlek 2025 dan Cuti Bersama? Catat Tanggalnya Berikut
"Jawa, Madura, Sunda, Cina, sama di hadapan Allah. Kalau punya iman, mulia di hadapan Allah. Orang Cina ingin merayakan Tahun Baru Imlek, suka-suka Anda merayakan. Dan umat Islam pun tidak bisa mengganggu," imbuhnya.
Namun, mengenai mengucapkan selamat Imlek 2025 dalam Islam, Buya Yahya mengatakan jika perayaan tersebut terkait akidah dan syar agama, maka hal itu tidak diperbolehkan.
"Islam tidak mengajari permusuhan, tidak. Kalau sudah urusannya perayaan tahun baru, ini karena urusannya dengan syar, bukan sekedar urusan tahunnya," kata Buya Yahya.
"Tapi membesarkan syarnya bukan orang yang beriman kepada Allah dan rasulnya, maka kita tidak boleh mengikutinya," lanjutnya.