Meskipun teknologi memegang peran penting, Tony menegaskan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan manusia.
"Teknologi membantu dalam pengolahan dan analisis data, tetapi keputusan tetap dibuat oleh manusia. Hanya saja, prosesnya menjadi lebih cepat dan berbasis data yang lebih akurat," tambahnya.
Tony mengungkapkan bahwa perencanaan smart mining sudah dimulai sejak 2006.
Konsep ini mencakup pemanfaatan Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), cloud computing, dan big data analytics.
Tak hanya dalam operasional tambang, teknologi ini juga diterapkan dalam berbagai aspek perusahaan, termasuk proses rekrutmen.
Freeport kini menggunakan sistem berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam seleksi pegawai.
Menurut Tony, inovasi dalam industri pertambangan bukanlah pilihan, melainkan keharusan.
Karena sektor tambang memiliki keterbatasan dalam inovasi produk, maka inovasi harus dilakukan dalam proses operasionalnya.
"Kami terus mencari terobosan baru dan berusaha adaptif terhadap perkembangan teknologi. Semua sistem sudah terdigitalisasi, tapi masih banyak potensi yang bisa dikembangkan ke depannya," pungkasnya.
BACA JUGA:Diduga Rugi Belasan Miliar, Haris Azhar Laporkan Perusahaan Tambang Batu Bara di Sumsel
Forum IDE 2025: Tempat Bertemunya Para Pemimpin dan Pakar
IDE Katadata 2025 merupakan forum diskusi tahunan yang membahas berbagai topik strategis seperti pangan, industri, digitalisasi, keuangan, dan energi.
Acara ini menghadirkan pembicara terkemuka dari kalangan pejabat publik, pemimpin bisnis, serta tokoh internasional sejak pertama kali diadakan pada 2019.
Penerapan teknologi smart mining oleh Freeport menjadi salah satu bukti bahwa inovasi digital dapat membawa efisiensi, keamanan, dan keuntungan bisnis.
Ke depan, teknologi ini diprediksi akan menjadi standar baru dalam industri pertambangan global.