Dan proyek ini mengangkat arsitektur yang mempertimbangkan: tanah, budaya, dan masa depan.
“Chris mendesain untuk dunia yang ingin kita tinggali. Timnya bekerja dengan kecepatan, fleksibilitas, dan kecerdasan yang dibutuhkan untuk berkembang dalam lanskap masa kini,” Weissenbaeck menambahkan.
“Dari alur kerja yang digerakkan oleh AI (artificial intelligence) hingga proses desain dan pengembangan kolaboratif, pendekatan yang mereka lakukan serupa dengan apa yang kami kerjakan.”
BACA JUGA:Savyavasa Jadi Investasi Cerdas di Kawasan Ekslusif Dharmawangsa
BACA JUGA:Cara Pinjam Uang di Bank untuk Beli Rumah, Pilih Mana Dibanding KPR?
Tak Hanya Bangunan, Tapi Transformasi Gaya Hidup
Bagi OXO Group Indonesia, real estat bukan sekadar dimensi ruang, tetapi juga tentang makna.
“Kami percaya real estat harus menjadi gerbang menuju kebebasan, petualangan, dan kehidupan yang lebih bermakna,” kata Johannes Weissenbaeck.
“Kami menciptakan hunian di mana kepemilikan bukan sekadar keputusan finansial, tetapi transformasi gaya hidup. Kesamaan Filosofi ini menjadikan Precht mitra yang sempurna.”
Bagi Chris Precth, arsitektur harus mengekspresikan tempat dan waktunya sendiri.
Di Bali, hal itu berarti mendesain untuk mengekspresikan cahaya, hujan, ritual, alam dan generasi yang mencari tujuan hidup dan beragam kemungkinan,” katanya.
BACA JUGA:One Global Resorts Green Square Raih Okupansi Tertinggi di 3 Bulan Terakhir
BACA JUGA:AZKO Hadir di Living World Alam Sutera, Hadirkan Solusi Lengkap Inovasi Home and Life Improvement
“Sekarang waktunya menciptakan bangunan fleksibel dan adaptif yang mencerminkan cara hidup manusia yang sebenarnya.”
OXO Group Indonesia adalah pelopor dalam pengembangan hunian mewah yang berkelanjutan.
Setiap properti yang dikembangkan OXO, dirancang dengan sistem energi terbarukan, pemanfaatan air hujan, ventilasi silang, penyaringan air, dan material yang dapat didaur ulang.