BACA JUGA:Prabowo Bakal Salat Idul Fitri 1446 Hijriah di Masjid Istiqlal
BACA JUGA:Bruk! Ioniq Hantam Truk Mogok di Tol JORR Cengkareng Arah Puri: 3 Orang Tewas!
Pantulan ini kemudian menghilang kembali seiring perubahan posisi pengamat.
“Pantulan tipis cahaya matahari pada fase bulan baru inilah yang lazim dikenal sebagai hilal yang menjadi penentu awal bulan kalender lunar/Hijriah,” katanya.
Ramadan Terjadi Dua Kali dalam Setahun
Sebagai informasi, terdapat perbedaan 10,88 hari antara tahun matahari (kalender Masehi) dan tahun lunar (kalender Hijriah).
Tahun Masehi berlangsung selama 365,24 hari. Sementara panjang tahun lunar dalam kalender Hijriah adalah 354,36 hari.
BACA JUGA:Buaya Besar Gigit Bocah 10 Tahun di Desa Kohod Tangerang, Lihat Ukurannya!
BACA JUGA:Kecelakaan Beruntun di Karang Tengah, Diduga Sopir Taksi Listrik Ugal-ugalan
“Karena perbedaan panjang hari tersebut, maka terdapat peluang tanggal satu bulan Hijriah tertentu dapat terjadi dua kali dalam satu tahun matahari, termasuk bulan Ramadan. Berdasarkan perhitungan, pada tahun 2030 mendatang, akan ada dua tanggal satu Ramadhan,” ungkapnya.
Terlepas dari fenomena bulan baru tersebut, penetapan kalender Hijriah melalui dua cara: perhitungan analitik-matematis yang bersifat prediktif (hisab) dan observasi yang bersifat faktual (rukyat).
“Perlu direnungkan bahwa keduanya pada hakikatnya merupakan fondasi utama sains modern saat ini, yakni prediksi dan observasi,” tutupnya.