JAKARTA, DISWAY.ID — Dunia kerja kini diwarnai oleh keberagaman usia yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, setidaknya empat generasi berbeda—baby boomers, generasi X, Y (milenial), dan Z—bertemu dalam satu ruang kerja.
Fenomena ini menghadirkan dinamika baru, mulai dari peluang kolaborasi lintas perspektif hingga potensi gesekan antar generasi.
Menurut Lindawati Kartika, SE, MSi, dosen Departemen Manajemen IPB University, setiap generasi membawa perspektif, nilai, dan gaya kerja yang unik.
“Sayangnya, ketika keempatnya menyatu dalam satu komunitas, sering kali muncul friksi akibat perbedaan tersebut,” ungkap Linda.
BACA JUGA:Survei KIC: 59 Persen Gen Z dan Milenial Gunakan Paylater untuk Mengatur Cash Flow
Ia menjelaskan, perbedaan antar generasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi ekonomi, kemajuan teknologi, pola pengasuhan, gaya hidup, hingga cara berkomunikasi.
Hal-hal inilah yang kemudian membentuk ekspektasi kerja dan pola interaksi yang berbeda.
Linda menyoroti pentingnya peran pemimpin dalam memahami karakteristik setiap generasi.
“Generasi X cenderung menghargai kepemimpinan berbasis kompetensi dan hasil. Milenial lebih menginginkan ruang berkembang dan umpan balik yang konstruktif, sementara gen Z merasa nyaman dengan pemimpin yang berperan sebagai fasilitator dan kolaborator,” jelasnya.
BACA JUGA:Petani Milenial Targetkan Produksi 5 Juta Ton per Hektare dan Pendapatan Rp10 Juta per Bulan
Dalam hal etos kerja, generasi X dikenal menjaga keseimbangan hidup dan kerja, milenial fleksibel dan adaptif terhadap teknologi, sementara gen Z membawa inovasi digital serta pendekatan kerja yang lebih cepat dan dinamis.
Komunikasi: Sumber Potensi Gesekan
Tak hanya soal kepemimpinan dan cara kerja, gaya komunikasi juga menjadi tantangan tersendiri.
Generasi X terbiasa dengan email dan struktur formal, milenial cenderung memilih chat dan video conference, sementara gen Z lebih nyaman berkomunikasi lewat media sosial atau platform digital real-time.
"Di sinilah pentingnya penggunaan platform kolaborasi yang bisa menjembatani semua gaya komunikasi agar pekerjaan tetap efektif dan harmonis," tambah Linda.