Semangat Hari Kartini, Prenagen Luncurkan Kampanye 'Siapa Takut Jadi Ibu!'

Senin 21-04-2025,16:13 WIB
Reporter : Khomsurijal W
Editor : Khomsurijal W

Selain dukungan emosional, kampanye ini juga menyoroti pentingnya pemenuhan nutrisi selama periode emas - 1.000 hari pertama kehidupan.

Peran nutrisi sangat menentukan dalam membantu perempuan merasa lebih siap dalam mengambil peran sebagai ibu dan melahirkan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas.

BACA JUGA:Amerika Kritik Penggunaan QRIS, Tuding Batasi Ruang Gerak Perusahaan Asing

BACA JUGA:Marak Kasus Kekerasan Seksual, Kemenkes Wajibkan Tes Kejiwaan Dokter PPDS Setiap 6 Bulan

“Data kami menunjukkan bahwa banyak ibu hamil yang masih mengalami defisit asupan nutrisi penting, khususnya protein, kalsium, DHA, zat besi, dan asam folat. Padahal, kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia pada ibu, keterlambatan perkembangan janin, hingga berat badan lahir rendah,” ungkap dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes, FICS, FESICOG. 

Menjawab tantangan tersebut, Prenagen disebutkan melalui promosinya, hadir sebagai solusi nutrisi esensial melalui rangkaian produk yang diformulasikan secara khusus untuk setiap fase, mulai dari persiapan kehamilan, masa kehamilan dan menyusui. Mulai dari Prenagen esensis untuk persiapan kehamilan, Prenagen emesis untuk mengurangi mual dan muntah, Prenagen mommy dan Prenagen lactamom untuk menyusui, serta Prenagen UHT sebagai nutrisi On-The-Go kapan saja dan di mana saja.

Masih disebutkan melalui promosinya, bahwa seluruh rangkaian produk Prenagen dirancang dengan mempertimbangkan keseimbangan nutrisi, rasa yang sesuai preferensi ibu, serta kemudahan dalam pencernaan dan penyerapan oleh tubuh.

Selain menghadirkan solusi nutrisi, kampanye “Siapa Takut Jadi Ibu!” juga membuka ruang bagi perempuan untuk berbagi kisah secara jujur dan inspiratif.

Salah satunya datang dari Shania Junianatha, penyanyi dan figur publik yang juga seorang ibu.

Ia mengungkapkan, dirinya sempat meragukan kesiapan menjadi ibu, terutama dari sisi mental, finansial, dan tanggung jawab.

“Namun dengan komunikasi yang terbuka bersama pasangan dan informasi yang kredibel, saya bisa menjalani proses ini dengan lebih tenang,” tuturnya.

Keraguan serupa juga dialami oleh perempuan yang masih berada dalam masa penantian, seperti yang diungkapkan oleh Namira Adzani, seorang Content Creator.

BACA JUGA:Transjabodetabek Rute Blok M - Alam Sutera Diluncurkan 24 Mei 2025, Berapa Tarifnya?

BACA JUGA:Kabar Gembira Buat UMKM, Ini Simulasi Cicilan KUR BRI 2025 Plafon Rp50 Juta Tanpa Jaminan

Ia menekankan pentingnya solidaritas antar ibu agar bisa saling menguatkan dan mendorong satu sama lain untuk membagikan kisah mereka secara terbuka.

“Dengan begitu, perempuan yang sedang menanti akan merasa lebih kuat ketika tahu banyak perempuan mengalami hal serupa. Karena bagi saya pribadi, kehamilan tidak harus dijalani dalam kesendirian. Justru dengan berbagi, kita belajar menerima diri sendiri dan menumbuhkan empati,” ungkap Namira.

Kategori :