Hardiknas 2025, Mendiktisaintek Pioritaskan Tunjangan Profesi dan Tunjangan Kinerja Dosen

Jumat 02-05-2025,10:57 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Reza Permana

JAKARTA, DISWAY.ID - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menyampaikan pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, pemenuhan tunjangan profesi dan tunjangan kinerja bagi guru dan dosen menjadi prioritas pihaknya.

"Kami tegaskan bahwa tunjangan profesi, tunjangan kinerja bagi guru dan dosen terus menjadi prioritas karena kesejahteraan pendidik adalah fondasi kualitas pendidikan. Demikian juga bantuan guru honorer akan diberikan oleh pemerintah," kata Brian dalam pidatonya, dikutip 2 Mei 2025.

Menurutnya, tenaga pendidik, termasuk guru maupun dosen mengemban tugas yang tidak hanya mengajar peserta didiknya, tetapi membentuk karakter, menyalakan semangat dan memantik inspirasi, dan membuka jalan bagi masa depan anak-anak bangsa.

BACA JUGA:Semua Keluarga Harus Punya Family Planning, WamenPPPA: Demi Anak Tumbuh Berkualitas

BACA JUGA:Prabowo Hadiri Acara Peringatan Hardiknas di SDN Cimahpar 5 Bogor Siang Ini

"Di ruang kelas, di ruang kuliah, di pelosok dan di kota, merekalah penjaga nyala pendidikan. Tanpa mereka, ilmu kehilangan arah. Tanpa dedikasi mereka, cita-cita bangsa tidak akan pernah sampai tujuan," tandasnya.

Sementara pada peringatan Hardiknas tahun ini, ia mengajak seluruh pihak untuk merenungi, ke mana arah kita sedang melangkah.

Terlebih saat ini tak hanya Indonesia, dunia tengah menghadapi berbagai tantangan yang dikenal sebagai masalah canggung (wicked problems).

BACA JUGA:Mengejutkan! Diam-Diam Young Lex Sudah Resmi Cerai dari Erika Nakesya

BACA JUGA:Ratusan Warga Antre Ambil Ijazah yang Ditebus Pramono di Balai Kota, Aqeela: Ijazah SD Ditahan Sekolah 3 Tahun

"Masalah-masalah global yang kompleks, saling terkait, dan tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara biasa. Krisis iklim, ketimpangan ekonomi, revolusi digital, krisis kepercayaan sosial, serta disrupsi nilai dan pekerjaan akibat kecerdasan buatan," paparnya.

Oleh karena itu, hal ini menuntut semua pihak untuk berpikir ulang dan bertindak bersama.

"Kemudian di tengah semua itu, pendidikan adalah jawaban paling mendasar dan paling strategis. Pendidikan bukan sekadar tempat belajar. Ia adalah jantung peradaban. Ia adalah rumah di mana akal, karakter, dan masa depan bangsa dibentuk," tuturnya.

BACA JUGA:Dedi Mulyadi Dijuluki 'Gubernur Konten', Klaim Hemat Anggaran Iklan Rp47 Miliar: Langkah Efisien atau Bumerang Politik?

BACA JUGA:Alasan Jokowi Baru Bawa Ijazah Dikuliti Rocky Gerung: Playing Victim

Kategori :