Kolaborasinya dengan Construction Indonesia 2025 akan memperkuat sinergi antara pelaku industri dalam menciptakan bangunan yang efisien, aman, dan berkelanjutan, sekaligus mendorong penerapan standar internasional dalam manajemen properti di Tanah Air.
Dalam upaya mendorong integrasi antara sektor konstruksi dan arsitektur, Construction Indonesia 2025 menjalin kemitraan strategis dengan Indonesia Construction & Architecture Network (ICAN).
Kolaborasi ini bertujuan menciptakan pembangunan yang inovatif, berkelanjutan, dan responsif terhadap kebutuhan masa depan.
ICAN akan menghadirkan perspektif arsitektural dalam berbagai program diskusi dan seminar, sekaligus memperkuat peran arsitek dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi.
BACA JUGA:Yamaha Enduro Challenge 2025 Malang Cetak Rekor Peserta Terbanyak
BACA JUGA:Prabowo: Indonesia Siap Akui Israel Jika Palestina Diakui, Buka Hubungan Diplomatik
Selain itu, ICAN juga aktif menyelenggarakan kegiatan seperti Architectural Products Workshop, sebuah forum berbagi pengetahuan dan pengalaman antara prinsipal teknologi serta produsen bahan bangunan dengan para perencana proyek—khususnya arsitek, pengembang, dan kontraktor.
Sementara itu, ARCHILANTIS sebagai komunitas Open BIM Indonesia memperkenalkan solusi Seamless Open BIM Solution, platform berbasis Building Information Modelling (BIM), untuk memperkuat pemahaman dan penerapan BIM di kalangan pelaku industri konstruksi.
Komunitas ini juga aktif mendorong transformasi digital melalui program rutin mereka, Weekend BIM Talk Series, yang selama beberapa tahun terakhir menjadi bagian dari kolaborasi dengan Construction Indonesia.
Pada sektor rantai pasok jasa konstruksi, Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) hadir di Pameran Concrete Show SEA dengan fokus menampilkan teknologi pracetak dan prategang.
Kolaborasi ini akan menyoroti peran penting teknologi tersebut dalam mempercepat proses konstruksi yang efisien, aman, dan berkelanjutan.
AP3I juga akan menghadirkan inovasi terkini dari para anggotanya untuk mendorong adopsi sistem konstruksi modern yang mampu menekan biaya dan waktu tanpa mengorbankan kualitas struktur bangunan.
Lia menyebut bahwa keterlibatan asosiasi dan komunitas strategis di Construction Indonesia 2025 merupakan langkah penting untuk memperkuat cakupan sektor konstruksi secara menyeluruh.
“Kolaborasi dengan asosiasi seperti GPCI, BOMA Indonesia, ICAN, ARCHILANTIS, dan AP3I memungkinkan kami untuk tidak hanya menghadirkan produk dan teknologi terbaru, tetapi juga mempertemukan para pelaku industri dari berbagai disiplin. Melalui keterlibatan mereka, kami berharap dapat mendorong adopsi solusi inovatif yang lebih luas di sektor konstruksi dan memperkuat ekosistem industri yang berkelanjutan,” tutupnya.