Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah hunian, tetapi juga dapat menjadi katalis bagi industri konstruksi untuk terlibat aktif dalam penyediaan hunian layak.
Seiring besarnya potensi pasar konstruksi di Indonesia, tren inovasi bangunan pun semakin menonjol, terutama dalam penerapan praktik bangunan berkelanjutan.
Sertifikasi bangunan hijau meningkat 15% per tahun, didorong oleh kesadaran akan pentingnya bangunan yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi.
Teknologi hemat energi sendiri berhasil menghemat hingga 30% pada bangunan bersertifikat, menjadikannya solusi yang semakin diminati oleh pengembang properti.
BACA JUGA:Jamu Temulawak Kini Tak Pahit Lagi, Jurus Bunda agar Anak Nafsu Makan
Sementara itu, pasar teknologi smart building menunjukkan pertumbuhan pesat dengan CAGR mencapai 12-15%. Di sisi lain, metode konstruksi modular tidak hanya mengurangi biaya hingga 10-20%, tetapi juga memangkas waktu pengerjaan hingga 30%, menjadikannya alternatif efektif untuk proyek konstruksi berskala besar.
Di tengah dinamika industri konstruksi yang semakin berkembang, pemerintah Indonesia berperan penting dalam memperkuat sektor ini melalui penguatan regulasi bangunan dan peningkatan investasi infrastruktur.
Langkah ini sejalan dengan temuan dalam laporan Konstruksi dalam Angka 2024 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), di mana pembangunan infrastruktur dipandang sebagai salah satu penggerak utama pembangunan nasional.
Infrastruktur yang memadai tidak hanya memperlancar proses produksi dan distribusi barang dan jasa, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di berbagai wilayah Indonesia.
Peran sektor konstruksi sebagai penggerak ekonomi semakin nyata. Pada triwulan III/2024, kontribusi sektor konstruksi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 10,06%, mencerminkan tingginya aktivitas proyek infrastruktur dan bangunan di seluruh negeri.
BACA JUGA:Ketua PWI Hendry Ch Bangun Tak Mengakui Surat Edaran Tertanggal 19 Mei
BACA JUGA:Jangan Cemas! Nih 10 PTN yang Buka Jalur Mandiri Pakai Nilai UTBK 2025, Camaba Bisa Coba Daftar
Melihat kontribusi dan peran strategisnya, sektor konstruksi di Indonesia diproyeksikan akan terus berkembang. Kondisi ini semakin memperkuat urgensi bagi para pelaku industri untuk mengoptimalkan proyek-proyek konstruksi melalui solusi yang lebih terarah dan efektif.
Menjawab kebutuhan tersebut, Construction Indonesia 2025 menghadirkan rangkaian exhibitor dengan kategori yang semakin beragam.
Dengan Building Materials & Technology, yang menampilkan beragam produk material bangunan, mulai dari aluminium, bata, beton, hingga produk berbahan kayu.