Medan yang terjal dan kondisi tanah yang belum stabil menjadi tantangan tersendiri bagi tim SAR. Meski cuaca mendukung, ketebalan timbunan tanah dan bebatuan di lokasi longsor membuat proses pencarian harus dilakukan dengan ekstra hati-hati.
“Keselamatan personel SAR tetap menjadi prioritas. Kami bekerja bergantian dan terus mengevaluasi perkembangan di lapangan,” kata perwakilan Basarnas dalam keterangan tertulisnya.
Pihak kepolisian dan TNI juga dikerahkan untuk membantu menjaga keamanan dan kelancaran proses evakuasi, sekaligus mengatur lalu lintas kendaraan di sekitar area tambang agar tidak mengganggu jalannya operasi penyelamatan.
BACA JUGA:Pisah Ranjang 8 Bulan, Suami Nekat Siram Air Keras ke Istri Sirinya Gegara Cemburu Buta
Peristiwa ini kembali mengundang sorotan terhadap aktivitas pertambangan di wilayah Gunung Kuda, yang dikenal memiliki potensi longsor tinggi.
Warga sekitar mengaku sudah lama khawatir dengan kegiatan galian di kawasan perbukitan tersebut.
Sebagian warga juga mulai mengevakuasi diri secara mandiri ke rumah kerabat yang lebih aman, khawatir tanah di lereng bukit tempat mereka tinggal ikut longsor.
BNPB menegaskan bahwa penanganan darurat masih akan terus dilakukan, dengan fokus utama pada evakuasi korban dan penanganan dampak bencana. Logistik dan bantuan darurat telah disalurkan ke posko utama di Dukupuntang.
"Kami siagakan personel selama 24 jam di lokasi. Fokus utama kami adalah menemukan seluruh korban yang masih tertimbun dan memastikan keselamatan warga lainnya," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB.
BACA JUGA:Pisah Ranjang 8 Bulan, Suami Nekat Siram Air Keras ke Istri Sirinya Gegara Cemburu Buta
Masyarakat diimbau untuk tidak mendekati area longsor karena kondisi tanah masih sangat labil.
Bagi warga yang tinggal di zona rawan, evakuasi dini disarankan jika cuaca berubah memburuk atau muncul tanda-tanda longsor susulan.