“Maka dari itu, Jakarta menjadi contoh baik dalam praktik hilirisasi non-tambang atau yang tidak berbasis sumber daya alam,” tambahnya.
Lebih jauh, Pramono menekankan, jika berbagai aspek ketahanan di Jakarta dapat terus diberdayakan, maka hal ini bisa menjadi strategi efektif untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.
“Apalagi Jakarta kini tengah bertransformasi menjadi kota global, sehingga program dan kebijakan yang diterapkan pun harus berskala internasional. Berbagai tantangan yang dihadapi Jakarta bisa menjadi bahan studi para peserta P3N Lemhannas, untuk kemudian dirumuskan solusi yang nyata dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya warga Jakarta,” ungkapnya.
BACA JUGA:Pramono Segera Revitalisasi Kawasan Pasar Baru, Jadi Simbol Utama Jakarta
BACA JUGA:Dedie Rachim Minta Bantuan Pramono Benahi Sistem Transportasi Kota Bogor
Di sisi lain, Gubernur Lemhannas RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily, menjelaskan, program P3N bertujuan memperkuat kapasitas kepemimpinan tingkat nasional dalam mendukung Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI menuju Indonesia Emas 2045.
"Oleh karena itu, kunjungan SSDN P3N Lemhannas RI kali ini difokuskan untuk berdiskusi mengenai upaya hilirisasi yang telah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta,” ujarnya.
Menurut Tubagus, sebagai kota global, Jakarta memiliki peran strategis untuk mengolah komoditas mentah menjadi produk bernilai tambah tinggi.
"Banyak kebijakan pemerintah pusat yang didukung secara konkret oleh Pemprov DKI Jakarta sebagai bagian dari sistem pemerintahan nasional. Maka dari itu, untuk studi dalam negeri tahun ini, kami memilih DKI Jakarta sebagai fokus utama,” ungkapnya.