Peluang Emas! Pasar Rumput Laut Dunia Capai Rp380 Triliun, Indonesia Baru Garap 11%

Minggu 15-06-2025,16:54 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

Bahkan, fungsinya sebagai penyerap karbon alami menjadikannya relevan dalam mitigasi perubahan iklim.

Artinya, potensi rumput laut bukan hanya menyentuh aspek ekonomi, tetapi juga lingkungan dan masa depan industri hijau.

BACA JUGA:Nelayan Muara Angke Ditemukan Tewas, Polres Pelabuhan Tanjung Priok Buru Pelaku

Menjawab tantangan tersebut, KKP menggulirkan sejumlah strategi besar:

Modeling budidaya rumput laut di daerah potensial seperti Wakatobi, Rote Ndao, dan Maluku Tenggara

Revitalisasi kampung dan sentra rumput laut

Pengembangan bibit unggul melalui kultur jaringan

Peningkatan standar kualitas dan biosekuriti untuk memperkuat ekspor

BACA JUGA:Sepulang dari Tanah Suci, Jamaah Haji Diminta Segera Cek Kesehatan Bila Alami Gejala Ini!

Indonesia juga membuka pintu kerja sama global dengan UN Task Force on Seaweed (UNTFS), termasuk rencana membentuk Pusat Inovasi Rumput Laut Asia Tenggara, yang akan menjadi hub penelitian, pelatihan, dan pengembangan jenis baru rumput laut.

“Indonesia punya kekuatan alam, punya SDM, dan punya peluang besar memimpin rantai pasok rumput laut dunia,” kata Tb Haeru Rahayu.

“Yang kita butuhkan sekarang adalah kecepatan dan sinergi.”

Dengan proyeksi pasar yang terus tumbuh dan kebutuhan dunia terhadap solusi berbasis laut, rumput laut Indonesia berpotensi menjadi "emas biru" baru yang mengangkat ekonomi pesisir dan ekspor nasional.

Sayangnya, dengan lahan yang baru dimanfaatkan 11%, Indonesia masih tertinggal di rumah sendiri.

Kategori :