Sering kali kita mendengar istilah "musim DBD" ketika musim hujan tiba. Padahal, menurut Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, virus dengue bisa menyerang kapan saja, bukan hanya saat musim hujan.
"Dengue bukanlah penyakit musiman. Dia ada sepanjang tahun dan bisa menyerang siapa saja, di mana saja,” tegas Andreas.
Setiap tahun, dengue menyebabkan jutaan kasus dan ribuan kematian di Asia. Pada 2024, Indonesia mencatat 257.455 kasus dengan 1.461 kematian—jumlah tertinggi sejak 2016.
Oleh karena itu, target ambisius untuk menekan angka kematian akibat dengue hingga nol pada tahun 2030 menjadi sangat krusial.
Langkah-Langkah Pencegahan yang Efektif
Masyarakat tidak bisa hanya mengandalkan pengasapan (fogging) atau obat nyamuk biasa.
Perlu aksi kolektif dan langkah pencegahan yang lebih komprehensif, seperti:
Edukasi diri dan lingkungan sekitar tentang bahaya dengue
Penerapan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang, dan Plus-nya seperti menabur larvasida, menggunakan kelambu, dll)
Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik untuk mengontrol populasi nyamuk dari dalam rumah
Inovasi biologis, seperti teknologi Wolbachia untuk menekan nyamuk pembawa virus
Vaksinasi dengue, yang kini sudah bisa diakses masyarakat Indonesia secara mandiri
Vaksinasi dengue telah dikembangkan dan tersedia di Indonesia. Menurut Prof. Dr. Edi Hartoyo, dr, Sp.A Subsp.Inf.P.T (K), vaksin ini penting terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan.
“Vaksinasi memang tidak menjamin 100% kebal, tapi sangat efektif dalam menurunkan tingkat keparahan dan mencegah kematian akibat dengue,” jelasnya.
Vaksin dengue bekerja dengan cara meningkatkan respons imun tubuh terhadap virus.