
MENTAWAI, DISWAY.ID-- Eksploitasi besar-besaran hutan tropis di Pulau Sipora, Kepulauan Mentawai, mendapat sorotan tajam dari Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Iendra Lukman.
Ia mengecam aktivitas perusahaan tambang kayu yang dinilai merusak lingkungan tanpa memberi manfaat nyata bagi masyarakat lokal.
BACA JUGA:Akun Kamu Beruntung Dapat Saldo DANA Gratis, Klaim Buruan Berlaku Hari Ini
BACA JUGA:Michelin Bawa AF Corse dan Ferrari Raih Kemenangan ke-28 secara berturut-turut di Le Mans
“Hasil alamnya diambil, tapi kehidupan masyarakatnya tidak berubah. Ini jelas tidak adil,” kata Alex dalam diskusi Komisi IV DPR RI bersama Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat di Aula Gubernuran, Jumat kemarin 20 Juni 2025.
Dalam pernyataan, Alex menyampaikan kekhawatiran mendalam atas keberlanjutan lingkungan di wilayah Sumatera Barat bagian barat itu.
Dengan luas wilayah hanya sekitar 60.000 km², dua pertiga daratan Sipora kini telah masuk dalam area konsesi perusahaan pengolahan kayu,
BACA JUGA:Yamaha Gandeng Zee Asadel, Hadirkan Warna Baru Fazzio Hybrid di JFK 2025
Simana artinya, lebih dari 40.000 km² hutan tropis terancam mengalami degradasi ekologis apabila tidak segera dikendalikan.
Namun kerusakan itu tidak berhenti di daratan. Politisi PDI Perjuangan itu menyoroti efek domino dari deforestasi yang menjalar ke laut: sedimentasi dari lahan gundul menyebabkan lumpur terbawa ke pesisir, mengganggu kejernihan laut,
Merusak terumbu karang, dan mengancam sektor perikanan serta pariwisata bahari yang menjadi tumpuan masa depan daerah.
BACA JUGA:Bangun Kekuatan Baru, Persija Hadirkan Lima Pilar Pendukung Mauricio Souza
“Mentawai bukan hanya tentang kayu. Ini tentang lautnya, ombaknya, karangnya. Kalau itu rusak, apa yang tersisa untuk anak cucu kita?” ujarnya.