Bersihkan selokan dan saluran air secara berkala agar tidak menjadi sarang perkembangbiakan tikus dan genangan air.
3. Tutup Luka dengan Rapat
BACA JUGA:Apakah Suplemen yang Anda Konsumsi Benar-Benar Aman? Jangan Tertipu Label
Luka sekecil apa pun di kulit harus ditutup rapat dengan perban anti air, terutama jika akan beraktivitas di luar rumah yang berpotensi terpapar lingkungan kotor.
4. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Bagi pekerja di sektor pertanian, peternakan, atau petugas kebersihan yang berisiko tinggi terpapar, penggunaan APD seperti sepatu bot tinggi, sarung tangan, dan pakaian tertutup sangat dianjurkan.
5. Simpan Makanan dan Minuman dengan Aman
Pastikan makanan dan minuman disimpan dalam wadah tertutup rapat agar tidak dijangkau oleh tikus.
6. Edukasi dan Sosialisasi
BACA JUGA:Anak Sensitif Susu Sapi? Ini Cara Buah Hati Tetap Sehat, Aktif, dan Percaya Diri dengan Susu Soya
Masyarakat perlu terus diedukasi mengenai bahaya leptospirosis, cara penularan, dan langkah-langkah pencegahannya.
Senada dengan Dr. Rina, Dr. Budi Santoso, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, menambahkan bahwa peningkatan kesadaran masyarakat adalah fondasi utama dalam mengendalikan penyebaran leptospirosis.
"Pemerintah daerah juga memiliki peran krusial dalam program pengendalian tikus dan perbaikan sanitasi lingkungan, terutama di daerah kumuh dan rawan banjir," kata Dr. Budi saat dikonfirmasi oleh Disway.id.
"Deteksi dini dan penanganan yang cepat sangat penting. Jika ada gejala mencurigakan setelah terpapar air kotor atau banjir, segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat," pungkasnya.