JAKARTA, DISWAY.ID-- Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mendukung program Presiden Republik Indonesia (RI) ke-8, Prabowo Subianto untuk mencegah adanya perundungan dan kekerasan dilingkungan sekolah.
Hal itu disampaikan oleh Gus Ipul sapaan akrabnya ketika meninjau Sekolah Rakyat didampingi Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari, Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Mohammad Nuh, dan Pendiri ESQ Leadership Center Dr. Ary Ginanjar Agustian.
BACA JUGA:Satgas PKH Kuasai Kembali 2 Juta Hektare Lahan, Dorong Tata Kelola Hutan Berkeadilan
BACA JUGA:Jubir Kemenko Perekonomian: RI Masih Negosiasi dengan AS Terkait Tarif Trump
Dirinya merasa khawatir dengan pelajar baru yang menjajakan kakinya di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
Untuk itu, Gus Ipul bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) demi mencegah adanya tindakan bullying, kekerasan seksual, dan intoleransi.
"Ya semua sudah kita ajak bicara dalam rangka membuat kurikulum yang sebisa mungkin mencegah tiga hal ini," jelas Gus Ipul di Jakarta pada Rabu, 9 Juli 2025.
Selain itu, Gus Ipul memastikan bahwa Sekolah Rakyat tidak hanya berfokus pada nilai akademik, tapi pihaknya akan menciptakan kondisi yang aman, setara, dan bebas dari kekerasan.
BACA JUGA:Pramono Minta Mubalig Syiarkan Islam dengan Sejuk: Cerminkan Jakarta Kota Global Berbudaya
Dengan begitu, Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos) mengupayakan sejumlah fasilitas yang sudah dilengkapi dengan perangkat pendukung dan sistem pengawasan yang terintegrasi.
"Bahkan nanti banyak perangkat yang kita pasang dalam rangka untuk menghindari tiga hal itu. Kita buat prosedur," pungkas dia.
Adapun program Sekolah Rakyat tahun ajaran 2025/2026 akan dimulai pada bulan ini, Juli 2025, di 100 titik lokasi rintisan di seluruh Indonesia.
Dari 100 titik ini, 63 titik akan memulai pengenalan kepada siswa pada 14 Juli dan sebanyak 37 titik akan dimulai di akhir Juli.