"Transaksi akan tercapai antara Rp7,2 (Triliun) sampai Rp7,3 triliun. Itu yang diperkirakan. Kalau dibanding tahun lalu, tahun lalu Rp7,5 triliun. Jadi ya mungkin sekitar Rp200 miliar di bawahnya, tapi itu akibat pengurangan hari itu," kata Ralph.
BACA JUGA:Purwakarta Job Fair 2025: Lebih dari 3.000 Lowongan Kerja Tersedia!
Penurunan nilai transaksi tersebut sejalan dengan berkurangnya jumlah pengunjung. Tahun ini JFK mencatatkan angka pengunjung sebanyak 5,9 juta orang.
Sementara tahun sebelumnya, PRJ mampu mencatatkan jumlah pengunjung sebanyak 6,3 juta orang.
Namun yang terpenting bagi Ralph, gelaran JFK mampu memberikan dampak ekonomi instan bagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) salah satunya penyerapan tenaga kerja.
"Sebelum dibuka saja itu yang sudah masuk itu sudah sekitar 25 ribu orang yang bekerja di dalam," ungkapnya.
Selain itu, ekonomi di sekitar JIEXPO lokasi penyelenggaraan PRJ juga ikut tumbuh dengan banyaknya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menggelar dagangan.
Dengan adanya PRJ juga, okupansi hotel-hotel di sekitar lokasi penyelenggaran mengalami peningkatan karena banyaknya pengunjung yang datang dari luar daerah.
Menurut Ralph, Jakarta Fair Kemayoran mampu menciptakan multiply effect (Efek ganda) bagi ekonomi wilayah Jabodetabek.
"Jadi ya itu ya itulah keunikan, keunggulan daripada Jakarta Fair," pungkasnya.