CILEGON, DISWAY.ID-- Status Gunung Anak Krakatau (GAK) naik dari Level II (Waspada) menjadi Level II (Siaga).
Kenaikan status tersebut lantaran terjadi peningkatan aktivitas erupsi.
Secara historis aktivitas GAK ini pernah menimbulkan bencana tsunami.
BACA JUGA:Jawa Tengah Tujuan Mudik Terbesar Hingga 21,3 Juta Orang, Dishub Ungkap Kesiapannya
Oleh karenanya, pentingnya mengantisipasi potensi terjadinya tsunami akibat peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau.
BMKG bersama PVMBG-Badan Geologi dalam mengantisipasi tersebut terus memonitor perkembangan aktivitas GAK dan muka air laut di Selat Sunda.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, dengan meningkatnya level aktivitas GAK dari Level lI menjadi Level llI yang disampaikan oleh PVMBG-Badan Geologi, maka masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami.
BACA JUGA:Siap Kawal Pelanggan Mudik, Ini Daftar Lokasi Astra Siaga Lebaran
“Terutama di malam hari sesuai dengan menginformasi yang disampaikan oleh BMKG. Masyarakat di minta untuk tidak terpancing oleh isu yang tidak bertanggungjawab, pastikan informasi hanya bersumber dari PVMBG-Badan Geologi dan BMKG serta BPBD setempat,” katanya dalam Konferensi Pers, kemarin.
Konferensi pers melalui Zoom itu terkait perkembangan erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, serta Potensi yang ditimbulkan Erupsi Gunung Anak Krakatau sebagai langkah kesiapsiagaan masyarakat.
Dwikorita menegaskan, sekali lagi kembali latar belakang konferensi pers bersama antar lembaga ini dilakukan adalah sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi Gunung Anak Krakatau.
BACA JUGA:Jalur Mudik Inspeksi Kalimalang Bekasi Menuju Pantura Masih Sepi
“Jadi waspada ini masih level kesiapsiagaan, artinya menyiapkan segala sesuatu kemungkinan terburuk harus dilakukan jadi bukan pada level evakuasi. Bukan sama sekali,” katanya.
Namun, dijelaskan Dwikorita, memberikan informasi ke semua pihak, baik pengelola pelayaran, pengelola hotel, pemerintah daerah, masyarakat. Bahwa mulai siap siaga yang misalnya, sudah siapkan jalur evakuasi, sudah siapkan tempat evakuasi serta rambu-rambu jalur evakuasi.
“Terakhir kan akhir 2018 (bencana tsunami), sekarang 2022, rambu-rambu nya mungkin sudah pada hilang. Nah yang sudah hilang ini BPBD dan masyarakat setempat bisa memasang rambu baru,” katanya.