Di tengah kekacauan ini, Menteri Dalam Negeri Moshe Arbel beberapa kali mengundurkan diri dan menarik keputusannya untuk menyelesaikan program pemulihan Nazareth.
Pemecatan pejabat senior Moti Babchik karena kritiknya terhadap Netanyahu semakin memperdalam friksi internal.
Sementara itu, partai Shas menegaskan bahwa pemecatan Edelstein atau pembentukan komite baru tidak akan membawa mereka kembali ke pemerintahan tanpa kemajuan nyata pada RUU wajib militer.
Smotrich mencoba meredam spekulasi perebutan kekuasaan dengan menyatakan bahwa prioritas koalisi adalah “menstabilkan pemerintahan sayap kanan, memperluas kedaulatan Israel, dan melanjutkan upaya perang, bukan jabatan politik.”
Namun, kekosongan pimpinan kementerian, perpecahan koalisi, dan meningkatnya spekulasi pemilu dini memicu keraguan serius di kalangan pendukung Netanyahu.
Tanpa terobosan signifikan, risiko kekalahan dalam pemilu semakin nyata di depan mata.