
Waidl berharap Presiden mengambil peran sentral. "Pendidikan harus jadi investasi strategis menuju Indonesia Emas 2045. Presiden perlu pimpin langsung koordinasi dengan DPR, swasta, dan daerah," tegasnya.
Sedangkan di antara solusi konkret yang diajukan, yaitu integrasi teknologi untuk transparansi dan efisiensi alokasi, penajaman prioritas anggaran dengan basis data real-time, data tunggal, dan revisi kebijakan fiskal agar porsi daerah lebih besar, tetapi disertai penguatan SDM.
Selain itu, perlunya sinkronisasi perencanaan pusat-daerah. Hal ini untuk menghindari terjadinya missmatch program.
"Tanpa perubahan fundamental, anggaran 20 persen hanya akan jadi deretan angka di atas kertas," pungkas Waidl.
Sidang promosi ini ditutup dengan pengumuman kelulusannya, menandai babak baru kritik konstruktif bagi dunia pendidikan Indonesia.