Puluhan anggota URC disebut langsung merapat ke lokasi, membuat pihak kepolisian menurunkan dua kompi untuk mengamankan keadaan.
Pantauan di lokasi menunjukkan, massa URC tersebar di tiga titik: depan hotel, perempatan lampu merah, dan area basecamp Govinda di dekat shelter ojek online.
"Karena URC dikenal sebagai Unit Respon Cepat, begitu ada isu konflik, mereka bisa berkumpul dalam hitungan menit,” ujar salah satu sumber di lokasi.
BACA JUGA:Kompolnas Desak Polda Metro Umumkan Hasil Autopsi Kematian Diplomat Arya Daru
Danny bahkan menyebutkan bahwa beredar pesan di WhatsApp yang menyatakan beberapa peserta dari kubu lawan enggan keluar hotel dan meminta dikawal karena takut berhadapan langsung dengan massa URC.
"Katanya singa dengan puluhan ribu anggota, tapi nyatanya minta perlindungan saat keluar hotel,” pungkas Danny.
Sebagai informasi, URC dikenal lebih fokus pada kegiatan sosial dan bantuan terhadap pengemudi ojol yang mengalami kecelakaan atau kesulitan.
Keterlibatan mereka dalam forum semacam ini disebut sebagai sinyal bahwa kondisi di lapangan tengah mengalami ketegangan serius, yang dipicu oleh politisasi dari sejumlah pihak.
FGD kali ini merupakan agenda yang sebelumnya sempat tertunda beberapa kali sejak rapat Kemenhub bersama Komisi V DPR RI. Semula dijadwalkan pada 8 Juli, kemudian diundur ke 15 Juli, lalu ke 22 Juli, hingga akhirnya terlaksana pada 24 Juli 2025.
Ke depan, para peserta berharap Kemenhub dapat memperbaiki mekanisme pelaksanaan forum seperti ini—terutama terkait sistem undangan, penyaringan peserta, hingga jalannya diskusi—agar tujuan utama untuk mencari solusi konkret bagi pengemudi ojol tidak tercoreng oleh konflik internal antar komunitas.