JAKARTA, DISWAY.ID - Analisis teknis terus menjadi alat penting bagi para pedagang valas dan saham di Indonesia.
Pada tahun 2025, para pedagang lokal semakin mengandalkan pola grafik untuk mengantisipasi pergerakan pasar dan membuat keputusan perdagangan yang tepat.
Pola-pola ini, yang berasal dari pergerakan harga, menawarkan isyarat visual tentang kemungkinan arah harga di masa mendatang.
Baik Anda berdagang valas, kripto, atau saham lokal di IDX, memahami dan menerapkan pola grafik dapat meningkatkan akurasi perdagangan Anda secara signifikan.
BACA JUGA:Mungkinkah Bitcoin Tembus US$200.000 ditengah Penurunan Harga?
Banyak trader di Indonesia, terutama mereka yang melakukan trading dengan broker ternama seperti HFM, mengamati pola-pola tertentu lebih cermat dari sebelumnya karena kesederhanaannya, efektivitasnya, dan relevansi historisnya yang terbukti.
Mari kita telusuri beberapa pola grafik yang menarik perhatian pada tahun 2025.
Mengapa Pola Grafik Penting bagi Trader Indonesia
Pola grafik menyediakan struktur dan pengulangan pada pasar yang kacau. Di Indonesia, di mana para pedagang sering menghadapi perubahan harga yang tidak menentu di pasar global dan lokal, pola-pola ini bertindak sebagai sistem perdagangan visual.
Hal ini terutama berlaku di pasar valas, di mana para pedagang intraday di Jakarta, Surabaya, dan Medan sangat bergantung pada pengaturan yang bersih untuk memandu entri dan keluar.
Keindahan pola grafik adalah kemampuannya untuk dikenali dengan mudah, bahkan oleh trader pemula.
Tidak seperti indikator rumit yang membutuhkan pengetahuan mendalam, pola grafik bersifat intuitif dan universal di berbagai pasar dan kerangka waktu.
BACA JUGA:Mengenal Whitepaper Bitcoin, Dasar Revolusi Cryptocurrency yang Mengubah Dunia!
1. Kekuatan Double Top dan Double Bottom
Pola double top dan double bottom merupakan sinyal pembalikan klasik dan banyak digunakan oleh para pedagang Indonesia untuk menentukan waktu pergantian pasar. Double top terbentuk di puncak tren naik dan mengindikasikan potensi pembalikan bearish. Pola ini terjadi ketika harga mencoba menembus level resistance dua kali tetapi gagal, yang menunjukkan bahwa momentum pembelian melemah. Di sisi lain, double bottom muncul di akhir tren turun dan menunjukkan pembalikan bullish. Pola ini terbentuk ketika harga menguji level support dua kali tanpa menembus di bawahnya, yang menandakan bahwa tekanan jual mereda.
Di Indonesia, trader biasanya melihat pola ini pada grafik 1 jam dan 4 jam pada pasangan mata uang seperti USD/IDR, EUR/USD, dan GBP/JPY. Mereka sering menggunakan zona support dan resistance di samping pola ini untuk konfirmasi tambahan, sehingga pola ini menjadi bagian yang dapat diandalkan dari strategi trading mereka.
BACA JUGA:Investor Khawatir Konflik Iran vs Israel Menyebar, Harga Bitcoin Jadi Ambruk!