"Agar operasi gabungan berjalan efektif dan responsif," katanya.
Disisi lain, pelantikan Jenderal Tandyo sebagai Wakil Panglima TNI juga menarik perhatian sejumlah pengamat pertahanan.
Pengamat militer, Khairul Fahmi, menilai pengaktifan kembali jabatan ini bukan hanya soal struktur, tetapi bagian dari transformasi besar TNI.
"Pengaktifan kembali jabatan Wakil Panglima TNI tidak bisa dilihat dari keberadaan jabatan itu sendiri secara terpisah, melainkan dari konteks transformasi pertahanan dan kompleksitas beban organisasi TNI saat ini," ujar Fahmi saat dikonfirmasi.
BACA JUGA:Rangkaian Retret Kadin 2025, Sambangi Kediaman Prabowo hingga Pembekalan Strategis di Akmil Magelang
Ia juga menekankan pentingnya peran jabatan ini dalam agenda strategis nasional.
"Maka kehadiran Wakil Panglima bisa menjadi penting untuk mendampingi dan memastikan kelancaran pelaksanaan agenda-agenda strategis itu. Tapi ini baru masuk akal bila jabatan itu dirancang fungsional, dengan tugas yang jelas, bukan hanya ‘pengisi kekosongan’," tegasnya.
Tak hanya itu, Fahmi juga memperingatkan pentingnya keseimbangan dalam struktur TNI.
"Hubungan antarmatra di tubuh TNI itu sangat sensitif. Pengisian jabatan Wakil Panglima dan struktur di Mabes TNI mestinya mempertimbangkan keseimbangan, untuk menjaga rasa keadilan dan kepercayaan kolektif," paparnya.
BACA JUGA:Pesan Tegas Prabowo: Prajurit TNI Harus Siap Berkorban dan Ingat Sejarah Kelam Bangsa!
Fahmi mengatakan bahwa jika Wakil Panglima hanya menjadi lapisan birokrasi tambahan akan membebani tanpa kontribusi nyata.
"Tapi bila diberi mandat konkret untuk mendorong reformasi, konsolidasi kekuatan, dan pengawalan roadmap alutsista, justru bisa mempercepat transformasi itu," jelasnya.