Kebocoran Data Dalam Pemilihan ILUNI UI 2025 Diharapkan Tak Untungkan Pihak Tertentu

Jumat 15-08-2025,20:12 WIB
Reporter : Fandi Permana
Editor : Fandi Permana

JAKARTA, DISWAY.ID - Pemilihan Langsung (Pemila) Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) periode 2025–2028 yang seharusnya menjadi ajang demokrasi bersih dan berintegritas kini diguncang isu besar. 

Pemila kali ini melibatkan tujuh calon, dengan proses e-voting yang akan digelar pada 23–24 Agustus 2025 melalui aplikasi UI Connect. Sekitar 10.000 alumni telah terverifikasi sebagai pemilih sah. 

BACA JUGA:Cieee Anak UI! 2.160 Camaba Lolos Masuk Universitas Indonesia Jalur SNBP 2025

BACA JUGA:APBN 2026 Tembus Rp3.786 Triliun, Buat Apa Saja?

Namun, semangat demokrasi ini justru dibayang-bayangi oleh pertanyaan serius soal integritas calon dan independensi proses pemilihan. Pasalnya satu kandidat, M. Pradana Indraputra dituding diuntungkan dalam kebocoran data pemilih.

Pradana diketahui pernah menjabat sebagai staf Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia yang saat ini menjadi pusat sorotan karena disertasi doktoralnya di Universitas Indonesia.

Kekhawatiran berlanjut, salah satu media nasional memberitakan adanya dugaan kebocoran data pemilih yang diduga mengalir ke pihak tertentu. Isu Dugaan Penyalahgunaan Data Muncul di Pemilihan Ketum ILUNI UI: Sejumlah alumni menilai dugaan penyalahgunaan data tersebut dapat mengganggu integritas pemilihan."

Dalam pemberitaan tersebut menyebutkan ada dugaan penyalahgunaan data sekitar 6.000 Nomor Pokok Mahasiswa (NPM) oleh salah satu kandidat untuk mendaftarkan pemilih ke aplikasi UI Connect tanpa sepengetahuan pemilik data.

BACA JUGA:KPK Segera Panggil Eks Menag Yaqut Setelah Lakukan Penggeledahan

Mahasiswa Magister Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Michael Graceson, menilai isu kebocoran data ini harus dipandang lebih jauh dari sekadar pelanggaran administratif. 

“Masalahnya bukan hanya pada teknis pemilu, tapi pada budaya politik curang yang berpotensi direproduksi dari ruang akademik ke ruang demokrasi. Jika dibiarkan, hal ini bisa menjadi preseden buruk bagi organisasi alumni,” ujar Michael, Jumat, 15 Agustus 2025 kepada awak media.

Menyusul kemudian, muncul kabar kandidat yang diduga memanfaatkan kebocoran 6.000 NPM memiliki afiliasi dengan pemerintah.

Ia mengingatkan agar budaya curang yang dapat merusak dunia akademik bisa saja menjalar ke ruang demokrasi alumni. 

BACA JUGA:Puan Maharani Beberkan Alasan Peserta Sidang Tahunan MPR/DPR 2025 Tak Pakai Baju Adat

"Jika UI pernah dibuat malu di ruang sidang akademik karena plagiarisme, maka ILUNI UI berpotensi dipermalukan di panggung demokrasi jika mengabaikan tanda-tanda bahaya ini," pungkasnya.

Kategori :