Selain batik, MUAQ turut menampilkan tari-tari tradisional seperti Tari Golek Pudiyastuti, Tari Klana Raja, dan Tari Gambyong.
Semua itu direkam dengan latar Yogyakarta—daerah yang sarat akan nilai sejarah dan budaya. Kehadiran lagu legendaris “Indonesia Pusaka” karya Ismail Marzuki semakin meneguhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air.
Menurut Anya, proyek ini tidak berhenti sampai di sini. Ke depan, MUAQ berencana menghadirkan seri lanjutan Beauty of Indonesia dengan mengeksplorasi budaya dari berbagai daerah lain di tanah air.
“Kami ingin generasi muda tidak hanya melihat kecantikan dari sisi fisik, tapi juga dari kekayaan budaya bangsa yang luar biasa,” tambahnya.
BACA JUGA:BPBD DKI Lakukan OMC, Upacara HUT ke-80 RI di Istana Berlangsung di Cuaca yang Cerah
Dirgahayu Indonesia ke-80
Melalui karya ini, MUAQ mengajak masyarakat untuk memandang ulang makna kecantikan.
Bahwa cantik sejati tidak semata-mata soal penampilan luar, melainkan juga bagaimana kita menjaga, merawat, dan melestarikan wastra nusantara.
Di momen peringatan HUT ke-80 RI, pesan tersebut terasa sangat relevan.
Batik dan wastra nusantara bukan hanya kain atau busana, melainkan juga identitas bangsa yang diwariskan lintas generasi.
“Di hari kemerdekaan ini, mari rayakan dengan menjaga jati diri bangsa. Batik, tari, musik, dan seluruh warisan budaya adalah kecantikan Indonesia yang harus kita jaga bersama,” tutup Anya.
Dirgahayu Indonesia ke-80! Semoga batik dan wastra nusantara terus bersinar sebagai warisan abadi yang membanggakan di mata dunia.