DPR RI genap berusia 80 tahun sejak dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada 29 Agustus 1945, hanya dua pekan setelah Proklamasi Kemerdekaan.
Seharusnya, peringatan ini menjadi momen introspeksi atas perjalanan panjang lembaga legislatif yang lahir dari semangat rakyat merdeka.
Namun kenyataannya, di ulang tahun ke-80 ini, citra DPR justru semakin menjauh dari rakyat.
Gempita pesta, joget di sidang, dan tunjangan mewah menjadi simbol jarak yang menganga antara penguasa dan rakyat. Dan kini, satu nyawa rakyat kecil harus hilang di depan gedung tempat para “wakil rakyat” duduk.
Tekanan terhadap Kepolisian RI kini semakin besar. Publik menuntut transparansi dalam pengusutan insiden ini dan memastikan tidak ada impunitas terhadap pelaku.
BACA JUGA:Live Update: Massa Demo DPR Masuki Tol Dalam Kota, Pengendara Diminta Putar Balik
Komnas HAM dan lembaga independen diharapkan turut mengawal kasus ini agar tidak tenggelam seperti banyak tragedi lainnya.
Hari ini, 29 Agustus 2025, seharusnya menjadi hari DPR RI meneguhkan kembali komitmennya sebagai wakil rakyat.
Namun sayangnya, sejarah mencatat ulang tahun ke-80 lembaga legislatif ini dengan darah dan duka—sebuah ironi dalam demokrasi yang semakin kehilangan maknanya.