Namun ia memahami bahwa demokrasi Indonesia belum sepenuhnya sempurna.
"Pasti belum dan tidak sempurna. Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab tidak dengan anarki, intimidasi serta represi," tuturnya.
"Tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan jelas kami dilarang korupsi. Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia.
"Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom - empati, kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat.
"Karena ini menyangkut nasib rakyat Indonesia dan masa depan bangsa Indonesia," lanjutnya.
Setelah panjang lebar, Sri Mulyani menegaskan bahwa ia merasa berterima kasih kepada rakyat baik itu bentuknya berupa cacian hingga doa serta nasihat.
Ia pun tak lupa mengajak masyarakat menjaga keutuhan dan membangun Indonesia lebih baik.
"Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik.
BACA JUGA:Amerika Tak Mau Lagi Danai Perang Ukraina, Trump: Kami Hanya Menjual ke NATO
"Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus," tukasnya.