JAKARTA, DISWAY.ID-- Sebanyak 2.829 sekolah saat ini menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena situasi di Jakarta belum sepenuhnya stabil imbas aksi unjuk rasa dalam beberapa hari terakhir
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan, pembelajaran melalui daring (dalam jaringan) dilakukan agar proses berlajar mengajar di Ibu Kota tidak terganggu jika terjadi aksi unjuk rasa susulan.
BACA JUGA:Pemain Timnas Semakin Bersinar, Joey Pelupessy Bantu Lommel SK Menang 3-1 Atas KSC Lokeren
BACA JUGA:Polda Metro Jaya Kantongi Identitas Pelaku Penjarahan Rumah Sahroni hingga Sri Mulyani
"Dinas Pendidikan telah memutuskan bahwa ada 2.829 sekolah yang pembelajarannya secara daring," kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta pada Senin, 1 September 2025.
Sistem PJJ di 2.829 sekolah tersebut dilakukan sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.
Pramono berharap, situasi di Jakarta dapat kembali normal dalam waktu 1 sampai 2 hari ke depan, agar proses pembelajaran dapat kembali seperti biasanya.
"Untuk sampai kapan? Tergantung perkembangan lapangan," ucapnya.
Sementara sambung Pramono, saat ini tercatat sebanyak 2.439 sekolah yang tidak berpotensi terdampak aksi unjuk rasa tetap menerapkan sistem pembelajaran tatap muka.
BACA JUGA:Polres Jakbar Patroli Malam Bareng Forkopimda: Alhamdulillah, Kondusif!
BACA JUGA:Warga Pati Mulai IRT hingga Lansia Ikut Demo ke Gedung KPK, Minta Bupati Sudewo Ditangkap
Kemudian 346 sekolah lainnya menerapkan sistem pembelajaran secara hybrid atau online dan daring.
"Kenapa ini dilakukan? Karena bagaimana pun supaya proses pendidikan di Jakarta tidak terganggu," tambahnya.
Begitu pula dengan imbauan work from home (WFH) bagi pekerja yang lokasi kantornya bersinggungan dengan lokasi unjuk rasa.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menerbitkan anjuran agar perusahaan yang kantornya terdampak aksi unjuk rasa menerapkan sistem WFH bagi karyawannya.