Namun alih-alih memberontak atau mogok bermain, ia memilih menyelesaikan masalah secara profesional.
“Saya berasal dari generasi yang berbeda. Saat saya sadar Barca bukan tempat yang tepat, saya tak mogok. Saya bicara langsung dengan klub, kami berdiskusi, dan akhirnya sepakat berpisah dengan cara yang terhormat.”
Meski Isak tampil impresif musim lalu bersama Newcastle, mencetak puluhan gol di semua kompetisi, cara dia memaksakan transfer ke Liverpool tetap menjadi sorotan.
Banyak pihak, termasuk Petit, menilai bahwa sikap tersebut mencerminkan menurunnya nilai-nilai profesionalisme dalam sepak bola modern.
BACA JUGA:Liverpool Tolak Proposal Crystal Palace, Fokus Amankan Transfer Marc Guehi
Petit juga memperingatkan bahwa loyalitas semacam ini bersifat sementara.
Ia mempertanyakan apa yang akan terjadi jika dalam dua tahun ke depan klub seperti Real Madrid datang meminang Isak.
“Siapa yang bisa jamin dia tidak akan melakukan hal serupa kepada Liverpool? Hari ini klub impiannya adalah Liverpool, tapi bagaimana kalau besok Madrid datang?”