Lebih dari 2.000 tentara, termasuk dari enam negara bagian yang dipimpin Partai Republik, berpatroli di kota tersebut, namun Angkatan Darat minggu ini memperpanjang perintah untuk Garda Nasional D.C. hingga 30 November.
BACA JUGA:Bupati Bogor Bangga Kejuaraan Silat Cimande Jadi Bagian Sejarah Silat Dunia
BACA JUGA:Neymar Terpuruk Setelah Tak Masuk Timnas, Harga Kaio Jorge Makin Melambung
Jaksa Agung Washington, D.C., Brian Schwalb, mengajukan gugatan pada hari Kamis yang berupaya memblokir pengerahan pasukan, dengan alasan bahwa hal itu inkonstitusional dan melanggar berbagai undang-undang federal.
Namun, beberapa warga menyambut baik Garda Nasional dan menyerukan agar pasukan tersebut dikerahkan di wilayah kota yang kurang makmur di mana kejahatan merajalela.
Garda Nasional sebagian besar terlihat di pusat kota dan kawasan wisata.
Wali Kota Washington DC Muriel Bowser, memuji lonjakan personel penegak hukum federal yang dilakukan Trump di kota tersebut, tetapi mengatakan bahwa ia berharap misi Garda Nasional akan segera berakhir.
Bowser mengatakan telah terjadi penurunan tajam dalam kejahatan, termasuk pembajakan mobil, sejak lonjakan tersebut.
BACA JUGA:Lowongan Bank Indonesia 2025 Dibuka! Ini Syarat, Jurusan dan Link Pendaftaran PCPM 40
BACA JUGA:Berapa Cicilan Pinjaman KUR BCA 2025 Plafon Rp50 Juta? Ini Rincian Tabel Angsurannya
Wali Kota menandatangani perintah minggu ini yang mewajibkan kota untuk berkoordinasi dengan penegak hukum federal.
Trump sendiri tidak ambil pusing dengan protes ini, bahkan tetap meneruskan permainan golfnya saat para pengunjuk rasa berbaris melewatinya pada hari Sabtu lalu.
"Saya suka aroma deportasi di pagi hari," memparodikan kalimat dari film tahun 1979 tersebut,” tulis Trump di aku sosmednya.
"Chicago akan segera mengetahui mengapa disebut Departemen PERANG," tulisnya yang merujuk pada perintah barunya untuk mengganti nama Departemen Pertahanan.