Dari hasil penjualan barang curian itu, kedua tersangka kemudian membeli sebuah terpal.
Nah, setelah kelima mayat satu keluarga ditinggal pergi seharian, kedua pelaku kembali datang membawa terpal itu.
"Yang bersangkutan ini tanggal 31 (Agustus 2025) malam itu kembali lagi," sebut Hendra.
Dia menambahkan, "Sebelumnya saudara P telah membeli terpal."
Terpal inilah yang digunakan R dan P untuk menyeret Sachroni, Budi, Euis dan kedua anaknya untuk dikubur dalam satu lubang di halaman belakang rumah.
Agar tidak dicurigai dan diketahui orang, kedua pelaku mengubur kelima mayat itu pada malam hari.
"Kemudian pada malam harinya, korban dikumpulkan jadi satu, lalu menggali lubang di belakang rumah," ungkap Hendra.
Hendra melanjutkan, jasad satu keluarga Haji Sachroni ini ditumpuk menjadi satu, kemudian ditimbun.
"Dengan terpal tadi itu untuk menyeret semua korban dan ditumpuk menjadi satu di lubang (kubur) di belakang rumah," jelasnya.
Kembali Bersihkan TKP dan Balik ke Hotel
Setelah kelima jasad korban dikuburkan, R dan P kembali bersih-bersih TKP, seolah-olah tidak terjadi apapun.
Setelah berusaha menghilangkan jejak di TKP, kedua tersangka itu kembali ke hotel.
"Yang bersangkutan berdua ini melakukan upaya untuk membersihkan semua TKP yang ada di situ, dihilangkan jejaknya.
"Dan yang bersangkutan akhirnya selesai, lalu kembali lagi ke hotel," paparnya.
Pembunuhan Satu Keluarga Haji Sachroni di Indramayu
Diberitakan Disway sebelumnya, publik digegerkan dengan temuan kelima mayat yang dikubur di belakang rumah.
Kasus ini mulanya tidak ada satu pun saksi yang mengetahui keberadaan keluarga Haji Sachroni.
Rumah yang terletak di Jalan Siliwangi No. 52, Paoman, Indramayu, itu kosong tak berpenghuni. Mobil korban tak ada di lokasi.