Pasca Gempa 7.4 SR, Jepang Terncam Gelap Gulita Karena Krisis Energi, Dua Pembangkit Listrik Alami Kerusakan

Selasa 22-03-2022,16:49 WIB
Reporter : reza
Editor : reza

JAKARTA, DISWAY.ID – Setelah di guncang oleh gempa berkekuatan 7.4 SR, Jepang alami krisis energy bahkan terancam gelap gulita saat malam hari.

Seperti dilansir dari reuters.com, bahwa pihak pemerintahan Jepang mengeluarkan permohonan kondisi darurat bagi warga, bisnis serta otoritas lokal untuk melakukan penghematan energy.

Permohonan ini terkait dengan tidak berfungsinya beberapa pembangkit listrik akibat gempa 7.4 SR yang menguncang Jepang beberapa waktu lalu.

Dengan tidak berfungsinya pembangkit tersebut akan berdampak pada cuaca dingin yang melanda Jepang.

BACA JUGA:DKI Jakarta Menuju Level 1 PPKM, Waspada Deltacron

Saat salju turun di Tokyo suhu turun dengan drastic hingga empat derajat Celcius dan sebanyak 2-3 juta rumah tangga bisa kehilangan listrik setelah jam 8 malam. 

"Pada tingkat ini, kita semakin dekat ke keadaan di mana kita harus melakukan pemadaman listrik yang serupa dengan yang terjadi setelah gempa pada minggu lalu," kata Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Koichi Hagiuda.

Pada sebuah pertemuan, Hagiuda meminta untuk tambahan 5 persen atau lebih penghematan daya setiap hari pada dari pukul 3 hingga 8 malam, atau setara dengan sekitar 2 juta kilowatt per jam.

BACA JUGA:MotoGP Mandalika, Project Leader Suzuki MotoGP, Shinichi Sahara Akui Suka Aksi Pawang Hujan di Mandalika

Sedangkan perusahaan listrik Elektronik Bic Camera mengatakan telah mematikan sekitar setengah dari perangkat TV di lebih dari 30 tokonya di Jepang timur.

Gempa berkekuatan 7,4 SR pada Rabu lalu di lepas pantai timur laut - wilayah Jepang merupakan wilayah yang terkena tsunami pada 2011 lalu.

Akibat tsunami tersebut terjadi pemutusan aliran listrik ke sekitar 2 juta rumah tangga, termasuk ratusan ribu di ibu kota, Tokyo.

BACA JUGA:Prasetyo Edi Dipanggil KPK Terkait Formula E: Satu Bundel Dokumen Sudah Saya Persiapkan

Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno sebelumnya meminta warga di Jepang timur yang terkena dampak krisis listrik untuk menghemat energi.

"Kami meminta kerja sama masyarakat untuk menyetel termostat pada 20 derajat Celcius dan mematikan lampu yang tidak perlu," kata Matsuno.

Kategori :