JAKARTA, DISWAY.ID – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menorehkan sejarah baru dalam kunjungan kenegaraannya ke Kanada. Bersama Perdana Menteri Kanada Mark Carney, Prabowo menyaksikan langsung penandatanganan Nota Kesepahaman di West Block, Parliament Hill, Ottawa, Rabu (24/9/2025).
Dalam momen bersejarah itu, Indonesia dan Kanada menandatangani tiga kesepakatan penting:
- Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) di bidang perdagangan.
- Nota Kesepahaman di Bidang Pertahanan antara Kementerian Pertahanan RI dan Departemen Pertahanan Nasional Kanada.
- MoU Kadin-Business Council of Canada (BCC) untuk mendorong kerja sama dunia usaha.
BACA JUGA:Kapolri Pimpin Rapat Akselerasi Transformasi Polri, Gandeng Tokoh Lintas Bidang
CEPA Jadi Game Changer Perdagangan Indonesia–Kanada
Melalui ICA-CEPA, Kanada berkomitmen menghapus 90,5% tarif impor terhadap produk asal Indonesia. Sebagai balasannya, Indonesia membuka liberalisasi 85,8% pos tarif.
Hasilnya diproyeksikan:
- Ekspor Indonesia ke Kanada bisa tembus USD 11,8 miliar pada 2030.
- Menambah pertumbuhan PDB sebesar 0,12%.
- Dorong investasi hingga 0,38%.
Prabowo menyebut CEPA ini sebagai “tonggak bersejarah” dalam hubungan kedua negara. “Saya pikir ini akan menjadi momen bersejarah. Sebuah tonggak yang signifikan,” tegas Presiden Prabowo.
Selain ekonomi, Indonesia-Kanada juga makin erat di bidang pertahanan. Melalui MoU baru, Kanada siap berpartisipasi dalam latihan Super Garuda Shield, dialog pertahanan reguler, hingga penguatan industri militer.
“Kami ingin mengirim lebih banyak anak muda Indonesia untuk belajar, dilatih, dan bekerja sama di Kanada dalam bidang pertahanan,” kata Prabowo.
BACA JUGA:Bertemu dengan PM Kanada, Presiden Prabowo Perkuat Kerja Sama dan Perdamaian
Sinergi Dunia Usaha: KADIN – BCC
Kesepakatan lain datang dari sektor swasta. KADIN dan Business Council of Canada (BCC) meneken MoU untuk memperkuat keterhubungan dunia usaha. Langkah ini dianggap penting agar manfaat ICA-CEPA juga dirasakan langsung oleh pelaku bisnis.
Prabowo menegaskan bahwa kesepakatan ini adalah hasil kerja keras panjang.
“Kami mempelajari 9 ribu halaman dokumen perjanjian. Begadang semalaman. Tapi semua itu sepadan, karena saya bangga bisa membawa pulang perjanjian besar ini untuk Indonesia,” ungkapnya.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Kanada ini disebut sebagai manuver strategis, bukan sekadar seremoni, karena benar-benar menghasilkan kesepakatan nyata bagi masa depan Indonesia.