JAKARTA, DISWAY.ID -- Gelar juara dunia kelas utama yang ketujuh—dan kesembilan secara total—telah menyamakannya dengan legenda Valentino Rossi, sekaligus memanaskan kembali, bahkan mengakhiri, perdebatan sengit tentang siapa pembalap terhebat sepanjang masa (Greatest Of All Time/GOAT) di MotoGP.
Marquez, yang kini berusia 32 tahun, telah membuktikan diri dengan bangkit dari "lima tahun yang kelam" pasca-cedera.
Ia mempertaruhkan kariernya, meninggalkan kontrak mewah Honda, dan kini tampil lebih dominan dari sebelumnya.
Pernyataannya seolah menegaskan bahwa kontrak dan nilai besar bukan ambisi terbesar rider Spanyol ini.
BACA JUGA:Geger! Puig Sebut Marc Marquez Kembali Impian Besar Honda: Sesuatu yang Istimewa
Jauh sebelum keputusannya yang kontroversial, Marquez pernah mengungkapkan pada akhir 2022:
"Mimpi terbesar saya adalah memenangkan kejuaraan."
Untuk mencapai mimpi itu, ia harus melepaskan keinginan terbesarnya untuk tetap bersama Honda.
BACA JUGA:Bukan Marc Marquez, Rossi Ungkap Lorenzo Rival Terberat di MotoGP
Perpisahan Dramatis dengan Honda dan Taruhan Berisiko
Keputusan Marquez meninggalkan Honda pada 2023—setahun lebih cepat dari kontrak yang menggiurkan—dipicu oleh ketidakmampuan motor RC213V untuk bersaing.
Puncaknya, setelah kecelakaan kelima di GP Jerman tahun itu, pembalap Spanyol ini sempat mempertimbangkan pensiun.
Beberapa bulan kemudian, Marquez mengambil keputusan monumental: meninggalkan hampir seluruh ‘keluarga’ Honda-nya sejak debut 2013, termasuk kepala kru setianya, Santi Hernandez, demi bergabung dengan tim satelit Gresini dan menunggangi motor Ducati spesifikasi 2023 tanpa dibayar.
Tujuannya sederhana: menemukan kembali semangat balapnya.
BACA JUGA:Rossi Senang Jalin Kerja Sama dengan Pertamina Enduro: Lebih dari Sekadar Tim
Keputusan ini terbukti jitu. Dalam kata-kata Marquez sendiri, kepindahannya ke Ducati adalah "kehidupan kedua," dan gelar 2025 ini adalah momen "menutup lingkaran" dari lima tahun yang akhirnya mendefinisikan kembali kariernya.