BACA JUGA:Manchester United Incar Bursa Transfer Musim Dingin, Pemain Box-to-Box Paling Dicari
• Mengadopsi teknologi otomatis untuk mendeteksi kebocoran, memicu sistem pemadam kebakaran, dan melakukan shutdown darurat secara cepat.
• Melaksanakan simulasi dan pelatihan berkala untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh personel terhadap potensi insiden.
• Menerapkan transparansi dan akuntabilitas, khususnya saat terjadi pelanggaran atau kelalaian prosedur keselamatan.
• Berkolaborasi dengan lembaga pengawas independen dan otoritas keselamatan nasional untuk memastikan pengawasan berjalan objektif.
Budaya Keselamatan Harus Jadi Prioritas
Ia menekankan bahwa Pertamina harus membangun budaya keselamatan kerja sebagai nilai inti perusahaan.
BACA JUGA:Saldo DANA Gratis Rp317.000 Masuk Dompet Digital Siang ini 4 Oktober 2025, Cek Syarat Klaimnya
BACA JUGA:KPK Bakal Paksa Periksa Rektor USU Muryanto Amin terkait Kasus Dugaan Korupsi Jalan di Sumut
Menurutnya, hal ini sangat penting untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap BUMN strategis ini.
"Budaya keselamatan harus menjadi DNA setiap pekerja. Tidak ada kompromi terhadap keselamatan," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa setiap insiden kebakaran tidak hanya berdampak pada kerugian finansial, tetapi juga bisa menimbulkan korban jiwa, mengganggu pasokan energi nasional, dan menurunkan citra perusahaan di mata masyarakat.
"Negara dan masyarakat membutuhkan Pertamina yang kuat, profesional, dan aman. Jangan sampai kejadian berulang ini menurunkan kredibilitas dan semangat nasionalisme dalam menjaga energi bangsa," imbuhnya.
BACA JUGA:Gara-Gara Komputer Error, SPBU di Lubuk Linggau Macet Total: Antrian Panjang Tak Terhindarkan