Bahlil Tuding Purbaya Salah Baca Data Harga LPG 3 Kg, Menkeu Balas Santai: Nanti Lihat di Mana Salahnya
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan keterangan pers terkait pembatalan SPBU swasta membeli BBM dari Pertamina.--KompasTV
JAKARTA, DISWAY.ID – Polemik harga asli LPG 3 kg bersubsidi memanas setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia secara terbuka menyatakan bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa "salah membaca data".
Pernyataan Bahlil ini merespons paparan Purbaya di rapat kerja DPR, di mana ia sebut harga pokok LPG mencapai Rp42.750 per tabung, dengan subsidi pemerintah Rp30.000 sehingga masyarakat bayar Rp12.750 saja.
Bahlil memaklumi karena Purbaya "masih baru".
BACA JUGA:Freeport Diberi Perpanjangan IUP Sampai 2041, Bahlil: Khawatir Produksi Berkurang
Diketahui, semuanya bermula dari paparan Purbaya di DPR pada 1 Oktober lalu, saat ia jelaskan beban subsidi energi untuk APBN 2026.
"Harga asli LPG 3 kg Rp42.750, kita subsidi Rp30.000, jadi rakyat bayar Rp12.750. Ini bentuk gotong royong pemerintah," tegas Purbaya, yang didasari hitungan staf Kemenkeu.
Angka ini langsung kontroversial karena bertentangan dengan data ESDM, yang sejak lama sebut harga eceran terdidik (HET) LPG 3 kg hanya Rp18.000, dengan subsidi sekitar Rp9.000-10.000 per tabung.
Bahlil, usai acara di Kantor BPH Migas pada Kamis (2/10), tak tinggal diam.
"Itu mungkin Menkeu-nya salah baca data itu. Biasalah kalau ya, mungkin butuh penyesuaian. Mungkin belum dikasih masukan baik oleh Dirjen atau timnya," sindir Bahlil sambil tertawa, menyinggung proses pematangan data LPG bersama BPS yang masih berlangsung.
BACA JUGA:Menkeu Purbaya Soal Kritikan Harga Gas LPG 3 Kg: Sedang Saya Pelajari Datanya
Bahlil lantas klarifikasi. Harga asli LPG 3 kg sebenarnya lebih rendah dari yang disebut Purbaya, karena perhitungan Kemenkeu mungkin termasuk biaya impor, distribusi, dan margin yang belum disesuaikan dengan skema subsidi terbaru.
"BPS kerja sama dengan tim ESDM, jadi data itu masih diproses. Jangan sampai salah paham, subsidi LPG ini untuk tepat sasaran via DTSEN," tambahnya, merujuk Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional yang sedang dirancang untuk hindari kebocoran subsidi.
Ironisnya, Bahlil yang baru pula dilantik sebagai Menteri ESDM justru yang "mengoreksi" seniornya, meski keduanya sama-sama menteri baru di Kabinet Merah Putih.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memaparkan perbandingan harga keekonomian Pertalite, Solar, hingga LPG.--Kemenkeu
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: