JAKARTA, DISWAY.ID – Ratusan pendaki, pemandu lokal, dan penggembala yak akhirnya berhasil dievakuasi setelah sempat terjebak dalam badai salju di sisi timur Gunung Everest, Tibet.
Otoritas setempat menyebut operasi penyelamatan besar-besaran ini sebagai salah satu yang terbesar di wilayah pegunungan tersebut.
Badai salju hebat yang melanda sejak Jumat 3 Oktober 2025 hingga Sabtu 4 Oktober menyebabkan hampir 900 orang, terdiri dari 580 pendaki dan lebih dari 300 pemandu serta penggembala, terjebak di Lembah Karma, kawasan terpencil di ketinggian rata-rata 4.200 meter di kaki Everest dilansir dari Al Jazeera.
BACA JUGA:Napoli Diterpa Badai Cedera, Lobotka dan Politano Alami Robekan Otot Usai Kalahkan Genoa
Menurut laporan Xinhua, sekitar 350 pendaki berhasil diselamatkan lebih dulu pada Minggu. Sementara 200 orang terakhir dievakuasi dengan selamat pada Selasa 7 Oktober 2025 menuju Qudeng Township dan wilayah sekitarnya di Kabupaten Dingri, Daerah Otonomi Tibet, Tiongkok.
Tim penyelamat membawa perbekalan seperti makanan, obat-obatan, oksigen, dan perlengkapan penghangat untuk membantu para korban yang bertahan di suhu ekstrem.
Pemerintah daerah kini tengah mengatur kepulangan mereka secara bertahap dan “dengan cara yang tertib”.
Sementara itu, media Reuters melaporkan bahwa banyak wisatawan dan pecinta alam memang berbondong-bondong menuju pedalaman Tiongkok sejak libur panjang delapan hari yang dimulai 1 Oktober.
BACA JUGA:350 Pendaki Berhasil Lolos dari Badai Salju Everest, Ratusan Lainnya Masih Terjebak
Namun, insiden ini memicu perdebatan panas di media sosial Tiongkok.
Warganet di WeChat dan Douyin, versi Tiktok lokal—mengkritik para pendaki yang dinilai “bermain-main” di daerah berbahaya demi gaya hidup.
“Apakah mereka akan membayar biaya operasi penyelamatan ini?” tulis salah satu pengguna WeChat.
“Sekalipun punya uang, aku tidak ingin mengubur diriku di kaki Everest,” sindir pengguna Douyin lainnya.
Lembah Karma sendiri dikenal masih alami dan jarang dikunjungi dibanding sisi utara Everest yang memiliki akses jalan lebih mudah.
“Untungnya ada beberapa orang di depan kami yang membuka jalan dan meninggalkan jejak kaki di salju,” ujar Eric Wen (41), salah satu pendaki yang selamat.