Ketua Harian Partai Gerindra ini menyebut hal itu terjadi pada kawan-kawan yang dapilnya padat penduduk. Misalnya di Jakarta.
"Kadang-kadang kan itu kayak beberapa contoh kawan-kawan yang dapilnya padat, dapilnya padat ya contoh Habiburrahman, Jakarta Timur misalnya, ini Jakarta aja," ungkapnya.
"Yang dapinya padat, kalau dia bikin kegiatan sosialisasi di satu titik misalnya, kemudian bikin lagi yang lain di titik, tapi kemudian yang berdekatan dengan titik itu enggak dibikin, kadang-kadang konstituennya nagih. 'Kok kami gak ada apa-apa sumbako?' misalnya gitu. Dia akhirnya ya nambahin," sambung dia.