JPPI Sebut Klaim Prabowo soal Keberhasilan MBG Hanya Propaganda Politik

Selasa 21-10-2025,18:50 WIB
Reporter : Hasyim Ashari
Editor : Fandi Permana

JAKARTA, DISWAY.ID – Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang mengklaim tingkat keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencapai 99,99 persen menuai kritik keras dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI).

JPPI menilai klaim tersebut sebagai "propaganda politik" yang berupaya menutupi fakta serius di lapangan, terutama terkait insiden keracunan massal yang berulang kali terjadi.

BACA JUGA:Sidang Lakalantas Mahasiswa UGM: JPU Sebut Kecelakaan Argo-Ericko akibat Kelalaian Kedua Pihak, Christiano Dituntut 2 Tahun Penjara

BACA JUGA:Erick Thohir dan Shin Tae-yong Saling Follow Lagi, Sinyal CLBK di Timnas Indonesia?

Presiden Prabowo sebelumnya melontarkan klaim tersebut dengan dasar perhitungan persentase kasus keracunan yang dianggap sangat kecil dibandingkan dengan jutaan penerima manfaat program MBG.

Ia menyebut, dari 3,4 juta penerima, kasus keracunan hanya dialami oleh sekitar 200 orang, atau sekitar 0,005 persen.

Namun, Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, dengan tegas menolak narasi tersebut.

Menurutnya, menghitung keberhasilan program yang berkaitan dengan nyawa dan kesehatan anak-anak sekolah hanya berdasarkan statistik persentase adalah tindakan yang menyesatkan publik.

BACA JUGA:Perpres Segera Rampung, SPPG Wajib Masak Menu MBG Sebelum Jam 12 Malam!

"Bagi saya klaim 99,9 persen sukses hanyalah propaganda politik yang menipu publik," katanya melalui keterangan," ujar Ubaid Matraji dalam keterangannya, Selasa 21 Oktober 2025.

JPPI menyoroti bahwa insiden keracunan yang terjadi di berbagai daerah seharusnya menjadi lampu merah yang mendorong perbaikan total dalam tata kelola MBG, bukan ditutup-tutupi dengan angka persentase yang "terlihat" memuaskan.

Di samping itu, ia menduga ada permainan kotor dari SPPG, yayasan, dan mitra MBG karena ada dugaan korupsi dan konflik kepentingan. Bahkan, ada pemotongan harga per porsi dan kejahatan lain.

"Perpresnya belum jadi. Prosesnya tertutup, pelaksanaannya semrawut, tidak ada transparansi, tapi Presiden sudah klaim berhasil. Ini omon-omon apalagi," ujarnya.

BACA JUGA:Dirjenpas: Surya Darmadi Balik ke Lapas Nusakambangan Gegara Video Viral

“Kalau pemerintah serius ingin menyehatkan anak bangsa, hentikan propaganda angka, benahi sistemnya dari hulu ke hilir. Keberhasilan sejati bukan ketika Presiden puas dengan statistik, tapi ketika setiap anak Indonesia benar-benar makan bergizi, aman, dan bebas dari kebohongan," tegasnya.

Prioritas Keselamatan vs Angka Statistik

Kategori :