Jembatan Putranto

Jumat 24-10-2025,04:24 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

Lengser dari jabatan kepala staf presiden, tidak membuat Letjen Purn A.M. Putranto kekurangan pengabdian. Ia masih jadi ketua dewan pembina Vertical Rescue Indonesia.

Targetnya: membangun 1000 jembatan gantung di seluruh Indonesia.

Jembatan yang ke-221 ia resmikan Rabu kemarin. Di kota Malang. Saya ikut menyaksikannya.

Kota Malang perlu jembatan gantung?

Begitulah. Ada sungai Bangau yang melintas pinggiran kota Malang. Curam sekali. Siswa SMP di sisi timur harus memutar empat kilometer. Gedung SMP-nya di barat sungai.

Lokasi ini indah dan teduh. Di kanan kiri sungai tumbuh berbagai jenis bambu yang rindang: petung, apus dan bambu ori. Jembatan gantung itu sendiri dibangun di sela-sela rumpun bambu.

Yang membangun jembatan ini adalah Vertical Rescue Indonesia (VRI). Aslinya VRI adalah paguyuban panjat tebing. Komandannya pemuda dari Bandung. Alumnus Unpad: Tedi Ixdiana. Itu tidak salah tulis. Ia sendiri tidak tahu kenapa orang Sunda pakai nama Ixdiana.

Ide membangun jembatan gantung itu dari kegiatan panjat tebingnya di pegunungan Cartenz, Puncak Jaya, Papua. Gunung tertinggi di Indonesia. Di ketinggian 4.000 meter terdapat jurang yang dalam. Banyak kecelakaan di situ. Maka VRI membangun jembatan gantung di situ.

Tedi memang seorang pemanjat tebing sejati. Sejak SD. Teknik-teknik panjat tebing ia kuasai. Teknik pembuatan jembatan gantung itu pun sepenuhnya menggunakan teknik panjat tebing. Tidak pakai alat berat. Tidak pakai tangga atau pun scaffolding. Tidak pakai semen.

Misalnya yang di Malang itu. Kekuatan bentangnya ada pada batu dan baja sling. Diperlukan delapan batu yang besarnya masing-masing seberat satu ton. Empat ditanam di sisi kanan sungai. Empat di sisi kiri.

Batu itu diambil dari sungai itu sendiri. Menaikkannya pun tidak pakai alat berat. Pakai teknik panjat tebing.

Batu itu lantas dilubangi untuk ikatan baja sling.

Maka tali baja sling itu terikat kuat di batu di sisi sini dan di sisi sana. Lalu dikencangkanlah tali slingnya. Dikencangkan  dengan alat pengencang yang biasa dipakai pemanjat tebing. Tiap jembatan diperlukan delapan tali baja sling. Empat di bawah jembatan, dua di atasnya.


--

Dari 221 jembatan yang sudah dibangun --dalam 10 tahun-- tidak satu pun yang menggunakan anggaran negara. Semuanya biaya swadaya.

Yang di Malang itu misalnya, sepenuhnya sumbangan pengurus pusat Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI). Karena itu Putranto dan Tedi didampingi Wilianto Tanta dan Teguh Kinarto dari PSMTI pusat. Wili adalah ketua umumnya. Teguh adalah ketua dewan penasihat.

Masih ada satu jembatan lagi di Malang yang sepenuhnya pakai dana Teguh Kinarto --yang memang asli Malang.


--

VRI sendiri punya anggota 30.000 orang. Mereka sekaligus menjadi relawan. Relawan itulah yang sepenuhnya mengerjakan jembatan itu --dibantu rakyat setempat.

Saya begitu ingin memberikan gelar insinyur kepada Tedi yang S1-nya Sospol Unpad.

Putranto, yang kini mendapat tugas sebagai Komisaris Utama PT Pegadaian, bertekad untuk mengawal target 1.000 jembatan gantung.

Putranto rajin menghubungi Kodim-Kodim, minta bantuan, agar kalau ada desa yang perlu jembatan gantung segera diinfokan kepadanya. Yang di Malang ini adalah berkat informasi dari Kodim Malang.

PSMTI sendiri tadi malam punya gawe: Rakernas. Di Batu. Hampir 1.000 pengusaha Tionghoa kumpul di Batu. Selama tiga hari. Karena itu sebagian bisa ikut di acara peresmian jembatan.


--

Tidak hanya jembatan gantung. Putranto, kelahiran Jember, ternyata juga ketua pembina ikatan pemulung Indonesia.

Putranto tampak masih gesit. Apalagi kemarin itu ia mengenakan seragam VRI --seperti siap terjun ke wilayah bencana. Saya tidak menyangka itu Jenderal Putranto.

Ia juga sangat supel. Ia menyapa seluruh penduduk desa dekat jembatan itu. Terlihat akrab dengan rakyat. Tidak heran kalau Putranto bisa memenangkan Capres Prabowo di Jawa Tengah yang mestinya sangat sulit. Menundukkan kandang banteng itulah jasanya pada Prabowo ketika Putranto menjadi ketua tim pemenagan Prabowo di Jateng.

Putranto tidak sampai setahun di Istana. Jabatan KSP harus ia lepaskan. Tapi seorang pengabdi tidak akan pernah kehilangan lapangan pengabdian. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 23 Oktober 2025: Putus Rantai

djokoLodang

-o-- Oh, Tuhan, Kami bermeditasi kepada cahaya ilahi yang maha agung. Bunda ilahi yang menguasai tiga loka, tiga kala, tiga guna, yang memusnahkan kegelapan dan memberi penerangan dalam diri kami. semoga membangkitkan dan menguatkan budhi (intelek) kami, kemampuan membedakan antara yang benar dan yang salah. --0-

Hasyim Muhammad Abdul Haq

- IFP vs Sabak - IFP itu "papan tulis" sekaligus monitor berwarna yang bisa buat nulis, bisa dihapus, bisa keluar tulisan sendiri, bisa nampilin video, bahkan bisa video call. Dulu waktu saya sekolah, papan tulisnya hitam. Tulisannya putih pakai kapur meski kadang ada kapur warna lain. Ketika sebuah tulisan dihapus, tak ada "memori" di papan tulis yang bisa memunculkan ulang tulisan itu. "Memori"-nya sudah berpindah ke buku tulis atau otak para murid. Generasi di atas saya lebih parah, buku tulis pun belum punya. Adanya sabak yang tak punya "memori" sama sekali. Memori hanya benar-benar mengandalkan otak saat itu. Tapi, dulu itu yang harus diingat juga tak banyak sekarang. Dan saking banyaknya yang harus dihapal sekarang, akhirnya beban hapalan itu diserahkan ke "memori" hardisk di dalam IFP atau di gadget siswa. Siswa tak perlu lagi menghapal. Toh kalau lupa tinggal buka gadget, buka catatan, atau tanya mbah Google, bahkan Chat GPT. Serba mudah.

djokoLodang

-o-- Selain memutus rantai kesmiskinan, mesti diputus juga "rantai penggerogot kekayaan negara". --0-

my Ando

Memutus rantai kemiskinan itu dengan kesempatan kerja yg luas, Negara² makmur nomer 1-5 gak ad tuh yg punya tokoh pintar

siti asiyah

Spesial untuk Indonesia : memutus mata rantai kemiskinan itu adalah pemberantasan korupsi dengan segala bentuknya.Anak Indonesia harus didisiplinkan sedemikian rupa untuk paham aturan dan taat aturan.Mendidik anak terbaik adalah dengan keteladanan.Tuntutan keteladanan itu harus dibebankan kepada para penyelenggara negara.Sejak penyelenggara terendah yang ada didesa sampaipun yang ada di Jakarta. Namun tidak juga urusan disiplin, paham aturan dan taat aturan itu melibatkan TNI dan Polri disemua lini.............Tidak segitunya kelesss.Masak urusan koperasi desa MP ada bau TNI, di urusan ketahanan pangan ada aroma Polri, dan deretnya makin panjang ini bila Mr.P abai dengan meritokrasi dan salah memahami gotong royong dengan kerjo keroyokan.Jangan pahami Indonesia sebagai negara besar dengan kabinet gemuk, ..........Nggak banget deh.

Jo Neca

Budaya "Miskin"itu sudah mengurat sejak datang bangsa lain kesini.Dia datang.Dia berdagang.Dia kaya.Dia menjadi penguasa.Pribumi tidak mau belajar.Sudah puas sampai menjadi kelas pekerja pada si Cukong.Sialnya lagi.Penguasa yang nota bene adalah pendatang.Mengangkat pemimpin dari kalangan yang katanya Pribumi.Berdasarkan yang bisa menjilatnya.Timbulah kasta di masyarakat.Yang memang tidak bisa di hindari.Dan ini berlangsung hingga kini.Ini hanya pendapat pribadi saya.Bukan karya ilmiah.Hasil dari.membaca buku sejarah.Maaf kalau keliru.Terima kasih

Tivibox

Salah satu penyebab kemiskinan adalah ketiadaan pekerjaan. Dari bekerja mereka bisa dapat uang. Dengan uang itu bisa makan, beli pakaian, buat rumah dan menyekolahkan anak. Negara memang belum siap menjadikan mereka semua sebagai wira usaha, apalagi pengusaha, karena keterbatasan banyak faktor. Untuk itu, mewujudkan 19 juta lapangan kerja juga penting dan perlu segera dilaksanakan. Berjalan seiring dengan sekolah-sekolah itu.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

SEKOLAH RAKYAT, SEKOLAH GARUDA, DAN “PEMAIN CADANGAN”.. Kalau dengar pak Prabowo bicara soal pendidikan, suaranya mirip guru besar yang baru saja menemukan rumus kebahagiaan nasional. Bedanya, ini bukan teori kampus—tapi action plan versi lapangan. 1). Ada Sekolah Rakyat untuk memutus rantai kemiskinan. 2). Sekolah Garuda untuk para jenius, dan 3). Sekolah Integrasi agar tiap kecamatan punya fasilitas keren. Lengkap, seperti paket pendidikan “dari dapur sampai Harvard.” Yang menarik, presiden kita ini tidak segan menyebut nama wamen Stella. Biasanya pejabat tinggi agak “pelit nyebut bawahan." Tapi kali ini kelihatan tulus, semangatnya bukan cuma soal struktur, tapi substansi. Program IFP-nya juga keren—layar digital 75 inci di setiap sekolah. Mungkin dulu guru pakai kapur, sekarang pakai touchscreen. Tapi semoga tidak sekadar ganti alat, melainkan juga upgrade isi kepala. Kalau Prabowo ibarat manajer sepakbola, ia sedang susun formasi 4-4-2 pendidikan nasional. 1). Empat semangat. 2). Empat inovasi. 3). Dua kaki di realitas. Tinggal harapannya hanya satu — semoga bola ini tidak hanya berputar di lapangan janji.

Lagarenze 1301

@DeniK: Barusan saya telepon teman di Sudiang. Anda benar, sekeliling GOR Sudiang yang dibangun 2004, sudah kumuh. Banyak pedagang kaki lima, dan sudah di tengah permukiman. Akses ke lokasi sering macet. Stadion Sudiang, yang lokasinya di dalam kawasan GOR, akan dibangun oleh Pemprov Sulsel dengan biaya Rp 675 miliar. Groundbreaking akhir 2025, selesai 2027. Pemkot Makassar tak mau kalah. Akan bangun Stadion Untia, anggarannya Rp 500 miliar. Pekerjaan mulai 2027, selesai 2028. Setahun jelang masa jabatan Wali Kota selesai. Saya cek Google Maps, lokasi kedua stadion itu sama-sama di Kota Makassar. Malah, masih di kecamatan yang sama, Biringkanaya. Weleh, weleh. Sedangkan Sadion legendaris Mattoanging kini tinggal kerangka dan tersisa sejarah. Satu lagi stadion dibangun awal 2011, di masa Gubernur Syahrul Yasin Limpo. Stadion Barombong di Kabupaten Gowa. Setelah berganti gubernur, yang baru tidak mau melanjutkan. Kini mangkrak. Penuh rumput. Begitulah. Proyek, oh proyek.

Wilwa

Out of topic. Master Cheng Yen & Pastor Josef Eugster. Pagi ini saya buka channel Da Ai 大爱TV. Pertama untuk memperkuat memori saya atas aksara Mandarin traditional dan alasan kedua adalah untuk mengisi spiritualitas saya terhadap filosofi dari filsuf yang paling saya kagumi: Buddha Siddharta Gautama Sakyamuni. Kali ini Master Cheng Yen kedatangan seorang Pastor Katolik Roma yang telah tinggal di Taiwan selama 62 tahun dan telah menjadi permanent residence Taiwan. Pastor Josef Eugster (lahir 1940) yang fasih berbahasa Mandarin telah lama menjalin hubungan dengan Master Cheng Yen dan sama-sama menjadi donor tubuh untuk kedokteran bila mereka meninggal dunia kelak. Sebuah semangat kemanusiaan sekaligus spiritualitas yang tiada banding dari dua pemuka agama ini. Pastor Josef Eugster adalah misionaris Katolik untuk penduduk “asli” Taiwan yang ahli reflexology yang diperkenalkan kepadanya tahun 1977 untuk mengobati rematik di lututnya. Tahun 2003 bahkan sempat mengobati Paus Yohanes Paulus II melalui pijat refleksi. Menarik sekali melihat interaksi Master Cheng Yen dengan Pastor Joseph Eugster sebagai dua sahabat spiritualist alias Xiu Xing Zhe 修行者 yang juga bisa diterjemahkan sebagai practitioner. Walk the talk! Ya mereka religious sekaligus spiritual sehingga bisa merobohkan tembok tebal “agama” mereka masing-masing. Justru dari praktek mereka berdua sehari-hari sebagai “orangtua” yang “mengurus” murid-murid mereka masing-masing yang beragam karakter.

Muh Nursalim

Dulu habibie nggagas sekolah magnet. Hebat. Lulusannya 100 masuk perguruan tinggi negeri. Bahkan banyak ke luar negeri. Sekolah2 itu sekarang jadi MAN IC. Masih top tapi sudah turun kadar topnya. TNI ada SMA nusantara. Top juga. Tapi juga turun kadar topnya. Nah kalo sekarang mo ada SMA garuda saya yakin bisa top juga. Asal fair dlm seleksi. Sekolah gratis, fasilitas komplit dan guru2 pilihan tentu akan menghasilkan output yg brilian. Yang lebih penting dr itu anak2 top dari pendidikan top harus dimanfaatkan oleh negara. Jika tdk yg nemu justru bangsa asing. Ribuan ilmuan kadernya habibie akhirnya buyar karena IPTN tutup dan gagal memproduksi n250.

Hendro Purba

Belajar itu "mau tahu". Semua Ilmu Pengetahuan ada di "buku". Sehingga bagaimana cara agar kita "membaca" ? Usul kepada Bapak Prabowo : SD semua siswa pernah tuntas membaca 6 Judul. SMP tuntas membaca 9 Judul SMA tuntas membaca 12 Judul. Judul buku dipilihkan. Semua harus ada di Perpustakaan. Kita akan terbiasa membaca, ada budaya baca.. Maka Cerdaslah Bangsa. Ada satu lagi, membaca Kitab Suci masing masing agama yang kita anut. SD 1 kali SMP 2 kali, SMA 3 kali memastikan kita berKetuhanan Yang Maha Esa. Jangan lupa : Kerakyatan harus dipimpin oleh orang orang yang berhikmat dan bijaksana.

mario handoko

selamat pagi bp thamrin, bp agus, bp em ha, bp udin, bp jokosp, bp mza dan teman2 rusuhwan. di dunia olah raga kita. ada yg lebih menyedihkan daripada kalah melulunya tim indonesa, dan persebaya. "ioc to tell members not to host events in indonesia." (bbc com)

Muh Nursalim

Tidak ada murid bodoh. Yang ada adalah murid yang belum ketemu dengan guru yang tepat. Kata Prof, Yohanes Surya. Ia buktikan dengan mengambil secara acak sejumlah anak-anak usia SD di Papua. Ia didik di Jakarta dengan didikan yang tepat. Hasilnya, ternyata anak-anak itu bisa melanjutkan kuliah di universitas2 top di luar negeri. Orang sering menyebutnya mutiara hitam. Ini sebutan pejoratif. Mereka adalah mutiara-mutiara sejati. Hanya belum ketemu dengan guru yang pas.

Gregorius Indiarto

Mudah-mudahan, pidato selama 1.5 jam tentang pencapaian pemerintah selama satu tahun berasal dari laporan dan data yang benar. Bukan dari laporan yang asal bapak senang. Met siang, salam sehat, damai dan bahagia.

Juve Zhang

Teknik kontraktor Tiongkok kalau tender ingin menang saya kasih rahasianya ya ......kalau tender Internasional seperti Jembatan antar pulau di Kroasia ....supaya memang tender biasanya Harga sewa alat pancang yg mahal itu dibuat Nol ....artinya pesaing seperti Stabach dll biasa hitung sewa alat pancang sekian Puluh juta euro.....nah Road and Bridge pastinya membuat penawaran secara ekonomi dan profesional....mereka pasti meng Nol Kan sewa alat pancang karena punya sendiri.....itu koentji Kontraktor Tiongkok merajai Tender Internasional manca negara.....jelas kontrak tor Eropa KO langsung 7:0..... Amsiong

Taufik Hidayat

Lalu mengenai sekolah integrasi dan sekolah garuda, tentunya sangat bagus karena membicarakan mengenai kesinambungan sistem pendidikan .. namun jangan sampai hanya bagus di teori karena ini tidak muda pelaksanaannya . Karena kalau sampai gagal apa yang sudah diinvestasikan akan terasa sangat lama sembuhnya. Ini seperti pepatah Belanda yang mengatakan ‘Ziekten komen te paard en gaan te voet an’. Penyakit datangnya naik kuda dan perginya jalan kaki. kalau kalau bicara soal universitas top seperti MIT, wah jadi ingat pernah jalan jalan mampir ke kampusnya di dekat Boston. terlihat antik bangunannya. Namun kebetulan saya mampir di hari libur kalau tidak salah pagi hari Natal, jadi sepi namun bebas saja masuk mausk ke dalam gedung dan sempat membaca pengumuman mirip majalah dinding . Ternyata disana ada perkumpulan mahasiswa yang namanya MIT Friends od Israel. Wah apa cocok kalau mahasiswa dari Indonesia kuliah di sana? Ha ha ha … tentunya cocok kalau hanya belajar dan tidak mencampurkan politik? Tapi apa ada yang lulusan sekolah Garuda nanti atau pesantren top di Indonesia mau berteman dengan orang Israel misalnya ? Mohon petunjuk abah nih!

Lagarenze 1301

Taufik CHD hari ini tentang sekolah. Umpan matang. Tapi, kok Bu Guru, Murid Kelas 6, Murid Kelas 5, Murid Kelas 4 belum nongol? Boloskah hari ini?

Liam Then

Jadi TUGAS UTAMA menteri transmigrasi yang ideal menurut harapan saya adalah cari cara berdayakan dan sejahterahkan penduduk asli di daerah tujuan transmigrasi dulu. Tingkat kesejahteraan ekonomi yang meningkat, otomatis akan butuh tenaga manusia ekstra, akan jadi gula yang menarik semut. Menteri Transmigrasi, tinggal aksi bentuk alur perpindahan penduduk secara alami dengan kampanye informasi. Karena sudah sejahterah duluan, dan memang butuh orang, faktor kecemburuan sosial yang jadi bahaya laten, bisa menjadi minim. Berdayakan penduduk aslinya dulu, tingkatkan ekonominya, perpindahan penduduk, menteri transmigrasi tinggal duduk, tak perlu aksi, akan pindah sendiri. Semua ini tak butuh elemen dari luar negeri, untuk masuk kongsi, bagi-bagi untung itu tak pernah sederhana, dan untungnya untuk diri sendiri tentu terbagi. Semoga menteri Transmigrasi, hati-hati dengan kebijakannya di Papua. Saudara kita di Papua, sebenarnya lebih butuh bisa punya kesempatan dan peluang untuk berkarya, daripada menyaksikan arus orang baru masuk, sambil gigit jari.

Liam Then

Masih terkait dengan menteri transmigrasi. Entah kenapa rasanya kurang sreg baca kalimat berikut dari berita terkait tentang kegiatan Menteri Transmigrasi. Lihatlah kalimat-kalimat berikut : "Jajaki Peluang Investasi Dari Tiongkok, Kementerian Transmigrasi Akan Fokuskan Pada Papua." "Kita ingin membawa lebih banyak investor dari Cina, dari negara- negara sahabat ke Papua sehingga nanti di Papua bisa dilakukan....." "Kementerian Transmigrasi gandeng investor Wuhan kembangkan desa wisata pertanian demi tingkatkan produktivitas dan ketahanan...."

yea aina

Upaya terbaik memutus rantai kemiskinan: pendidikan. Bahkan sejak tahun 2009, konstitusi mengamanatkan alokasi 20% APBN untuk pendidikan. 16 tahun berlalu, alokasi besar sudah dikucurkan. Tapi dunia pendidikan disini, seperti jalan di tempat. Masih bisa ditemukan, imbalan yang diterima tenaga pendidik honorer, tidak layak untuk hidup. Berharap murid bisa memutus rantai kemiskinan, tapi tenaga pendidiknya masih bergulat dalam kubangan yang sama. Seperti gajah menurut 3 orang buta. Yang pegang belalai bilang: panjang seperti pipa fleksibel. Yang pegang ekor bilang: kecil seperti seutas tali tambang. Yang pegang kaki bilang: kokoh seperti batang pohon kelapa. Beda pendapat diantara orang yang belum tahu. Entah sampai kapan, rantai itu akan putus.

Re Hanno

Ulasan yang enuh puja puji. Padahal MBG juga sarat persoalan, sementara SR baru hitungan hari. Keduanya masih perlu waktu panjang unruk bisa bisa dinilai. Soal rantai besinya sudah karatan berhujan berpanas puluhan tahun. Makin keras dan kaku. Tidak mudah memutusnya. Unruk menggores saja susahnya bukan main.

Kategori :

Terkait

Jumat 07-11-2025,04:09 WIB

Cium Kaki

Sabtu 25-10-2025,03:45 WIB

Jangan Ganggu

Jumat 24-10-2025,04:24 WIB

Jembatan Putranto

Minggu 15-06-2025,04:38 WIB

Dewa Umat