Putus Rantai

Putus Rantai

Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan capaian pembangunan 166 Sekolah Rakyat dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin 20 Oktober.--Istana Negara

Dari 1,5 jam pidato capaian satu tahun masa jabatannya sebagai presiden, terlihat suasana kebatinan Prabowo sangat berbinar. Serbasukses.

Tapi semangatnya terlihat berlebih ketika bicara pendidikan. Sebagian besar pidatonya berisi soal pendidikan: Sekolah Rakyat. Sekolah Garuda. Sekolah Integrasi. IFP. MBG.

Semuanya bagus. Idealis. Mulia. Demi masa depan bangsa.

Sekolah Rakyat misalnya, tujuan utamanya "untuk memutus rantai kemiskinan". Karena itu muridnya harus anak orang termiskin di daerah itu. Tanpa seleksi kepintaran. Yang penting mau sekolah.

Mereka harus diasramakan. Agar terputus dengan budaya hidup miskin di lingkungan keluarganya. Tetap boleh bertemu orang tua. Misalnya seminggu sekali. Tapi setidaknya setiap satu minggu mereka sudah terputus dengan lingkungan budaya miskinnya selama enam hari.

Dunia memang sudah sepakat: upaya terbaik memutus rantai kemiskinan adalah lewat pendidikan. Itu dipaparkan dengan jelas oleh banyak ahli, termasuk Prof Dr Mohamad Nuh. Mantan mendiknas itu ikut mendesain Sekolah Rakyat.

Lalu Sekolah Garuda --sekolah unggulan. Hanya yang kepandaiannya istimewa yang bisa masuk Sekolah Garuda. Kurikulumnya IB --International Bacalaureat.

Itu berarti lulusan Sekolah Garuda bisa diterima di universitas kelas satu dunia. Prabowo menyebut contohnya: MIT dan Harvard di Boston, atau Oxford di Inggris.

"Ini pekerjaan wamen Stella," ujar Prabowo. Dalam pidato itu sangat sedikit Prabowo menyebut nama menteri atau wamen, tapi nama Stella diucapkan secara khusus.

Di dunia ini, kata Prabowo, ada satu persen penduduk genius. Termasuk di Indonesia. Satu persen dari 280 juta penduduk Indonesia sangatlah banyak. Dan penyebaran orang genius itu tidak hanya di golongan atas. Itu bisa muncul dari keluarga sangat miskin.

"Karena itu kita harus cari mereka. Kalau perlu Polri dan TNI ikut mencari. Kan jaringan TNI dan Polri sangat luas," ujar Prabowo. Pun organisasi-organisasi kemasyarakatan diminta ikut mencari mereka. Agar mereka mendapat pendidikan khusus di Sekolah Garuda.

Di antara Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda itu akan ada satu jenis sekolah lagi: Sekolah Integrasi. Tiap kecamatan satu Sekolah Integrasi. Tahun depan akan dibangun 7.000 sekolah Integrasi.

Memang belum rinci: seperti apa dan siapa yang akan sekolah di situ. Tapi presiden menyebut tiap satu kecamatan harus ada sekolah yang fasilitasnya lengkap: mulai laboratorium bahasa, laboratorium kimia-fisika-matematika, fasilitas olahraga. Ini dikaitkan dengan fenomena banyaknya SD di desa yang kekurangan murid.

"Ada yang muridnya empat, gurunya enam," kata Presiden. Mungkin, maksudnya, sekolah-sekolah seperti itu tidak mungkin punya fasilitas pendidikan yang bagus. Mereka bisa menggunakan fasilitas lengkap itu secara bersama.

Yang Presiden juga bangga adalah diadakannya IFP --Interactive Flat Panel. Sudah terlaksana. Satu sekolah satu IFP. Ukuran 75 inc. Mirip TV digital paling besar. Lebih hebat. Bisa menampung jutaan file. Semua silabus pendidikan bisa disimpan di situ. Bisa ditulisi, bisa dihapus. Bisa merekam. Berkamera. Bisa untuk pembelajaran jarak jauh.

Ini jelas berbeda dengan Chromebook yang pernah dibagi ke semua sekolah --dan membuat mantan Mendikbud Nadim Makarim jadi tersangka sekarang ini.

Jumlah IFP akan terus ditambah. Tahun depan menjadi dua di tiap sekolah. Lalu enam buah. Tiap kelas memilikinya.

Di sekolah-sekolah swasta yang mahal IFP sudah biasa digunakan. Di negara maju sudah lama. Presiden akan mengejar ketinggalan itu. Lima tahun lagi kita akan lihat, mana yang lebih bermanfaat: IFP atau Chromebook.

Beda dengan di swasta, ide IFP di sekolah negeri ini akan lebih terintegrasi. Misalkan di setiap sekolah terdapat siswa yang tidak puas dengan jawaban guru. Maka semua pertanyaan yang sulit akan dikumpulkan. Tiap satu minggu semua yang dianggap sulit itu dijelaskan lewat IFP. Yang menjelaskan adalah guru yang paling hebat di seluruh Indonesia.

Guru-guru terhebat itu akan mengajar lewat studio yang terpusat. Karena itu akan dibangun studio seperti itu.

Betul. Tidak semua sekolah punya guru yang mumpuni. Dengan IFP siswa di mana pun akan punya kesempatan "diajar" oleh guru terbaik --lewat IFP.

Memang hasil nyata lewat pendidikan itu tidak bisa dilihat seketika. Padahal masa jabatan presiden tinggal empat tahun. Tapi Prabowo juga punya program quick win. Itulah sebabnya Prabowo sampai minta maaf kalau beberapa menteri masih ibarat "pemain cadangan" di tim sepakbola. Yang dimainkan sekarang adalah yang harus bisa mencetak kemenangan segera.

Prabowo sendiri mengibaratkan dirinya seorang manajer utama tim sepakbola. Ia harus tahu pemain mana yang harus dipasang lebih dulu.

Tentu ia tidak mau seperti manajer Tim Indonesia atau Tim Persebaya --belakangan kalah melulu.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 22 Oktober 2025: Takdir Al Khoziny

Siswandi Fnu

Alhamdullilah, abah akhirnya nulis tentang al khoziny, luasnya tanah pondok tidak seimbang dengan peminat yang masuk pondok. Yaa satunya cara bangunannya naik ke atas, tapi biaya untuk itu nunggu terkumpul dulu dari santri dan sumbangan, itulah realitas pembangunan pesantren dibangun secara bertahap. Sebaliknya ada pesantren punya dana besar tapi tak punya santri Berkat tulisan abah tentang pesantren amanatul umat pacet, dua anak saya masukkan pondok kyai asep, Barokaalloh buat abah sehat selalu & panjang umur, thank you

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

PEMBANGUNAN TAK CUKUP DENGAN IKHLAS.. Tragedi di Pondok Al Khoziny menyentuh hati siapa pun yang pernah mondok atau sekadar singgah di pesantren. Tapi di balik kesedihan, ada pelajaran mahal, yaitu semangat membangun tak boleh mengalahkan kewaspadaan. Pesantren sering berdiri di atas “tanah barokah”, tapi tetap di bumi yang tunduk pada hukum fisika. Ikhlas memang pondasi rohani, namun beton tetap butuh perhitungan teknis. Musibah ini jadi pengingat, membangun surga pengetahuan tidak boleh mengabaikan logika rekayasa. Salut untuk para alumni dan keluarga besar Al Khoziny yang langsung bangkit, bahkan menyiapkan umrah bagi keluarga korban. Ini bukti bahwa rasa duka bisa berubah jadi gerakan cinta. Tapi mungkin, saatnya juga muncul ijtihad baru — soal tata ruang dan keamanan pesantren. Kiai Asep sudah memberi contoh, ketika lahan tak lagi cukup, ia pindah ke tempat yang lebih layak, tanpa kehilangan berkahnya. ### Karena sejatinya, berkah itu bukan di temboknya, tapi di niat suci dan cara kita menjaga kehidupan di dalamnya.

Ulik Kopi

Baru pada tulisan Abah ini saya mendapatkan gambaran lebih luas tentang situasi lokasi pesantren alKhoziny yang relevan dengan kejadian. Bagian yang terpentingnya. Ini memberi pemahaman yang lebih baik. Bahkan dibanding dengan liputan visual di teve pun. Di teve saya hanya melihat beton saling bertumpuk. Dan mendengar pertanyaan reporter ke nara sumber yang berulang dan seolah beranggapan pemirsa sangat lambat memahami. Tapi lanskap pesantren, baik lokasi bangunan maupun tempatnya dalam lintasan sejarah dan jalinan histories dengan pesantren lain. Itu saya disini baru ngeh. Apa saya saja yang terlewat? Karena pas saya lihat di teve, seringnya pas yang tidak substantial. Bahkan diskusi tentang takdir dan terlibatnya santri pada aktivitas proyek, yang ramai, di tulisan ini jadi tenang. Karena dapat konteksnya. Mereka yang ada disitu hidup dan saling menghidupi. Menyatu dalam keterbatasan dalam menumbuhkan keunggulan.

MULIYANTO KRISTA

Kyai Asep membuka lokasi pondok di Kembang Belor Pacet karena lokasi pondok yang di Siwalan Kerto sudah gak memadai lagi untuk diperluas. Beliau bisa bisa melakukan hal tersebut karena memang kyai yang kaya. Punya usaha travel haji dan umrah. Setelah punya pondok di Pacet, beliau juga memperluas usahanya yaitu membuka SPBE, pabrik air mineral, dan lain-lain. Pondok Amanatul Ummah bisa berkembang pesat karena urusan finansial disupport oleh banyak lini usaha beliau. Barokallah buat Kyai Asep dan keluarganya.

Lagarenze 1301

Santai Sejenak. SEBELUM MENIKAH: - Aku sudah menunggu hari ini begitu lama! + Maukah kau meninggalkanku? - Tidak akan pernah! + Apakah kau mencintaiku? - Tentu saja, ya! + Maukah kau berbohong padaku? - Tidak akan pernah! + Maukah kau menciumku? - Kapan pun aku bisa! + Maukah kau menyakitiku? - Tidak, itu tindakan bodoh! + Bisakah aku percaya padamu? - Ya, tentu saja. + Kaulah takdir hidupku! SETELAH MENIKAH: Baca dari bawah.

rian

Ada yang namanya jebakan kebaikan. Atau bisa dibilang, kebaikan dan keikhlasan pun punya sisi gelapnya sendiri. Sudah sering saya temui. Tukang/teknisi yang secara spiritual baik, suka menolong, dan tidak komersil, sulit sekali dipanggil karena mereka akan "menolong sebisanya". Pekerjaan juga sering tidak tuntas karena mereka sudah merasa membantu. Sedangkan tukang/teknisi yang berorientasi profit malah akan langsung datang ketika dipanggil. Pekerjaan tuntas karena kalau hasilnya jelek bakal sepi job. Mana yang lebih saya pilih? tentu yang kedua. Toh pada akhirnya sama-sama bayar.

Taufik Hidayat

Kembali saya tertarik dengan judul artikel ini | Takdir Al-Khoziny. Mau tidak mau Abah DI harus melanggar pakem dua kata untuk judul karena ada partikel Al. Bahasa Indonesia memang tidak mengenal partikel ini kecuali ada kata sandang Si atau Sang. Uniknya kata si juga ada dalam bhs Austronesia lainnya seperti bahasa Tagalog. Nah partikel Al ini tidak mengenal jender mirip bahasa Inggris The. kalau bahasa Belanda kita mengenal kata De untuk maskulin dan feminin dan Het untuk netral. Tapi saya lebih mengenal Bhs Jerman yang pakai der untuk maskulin seperti der Vatee , die untuk feminin seperti die Mutter dan das untuk neuter seperti das Auto. Lalu ada partikel La dan El dalam bahasa Spanyol yang bisa berubah jadi Las dan Los untuk jamak nya . Adu duh koq jadi ngomongin partikel Inj. Sudah dulu yah

Wilwa

@AgusSIII. Ahli kitab kuning. Hmmmm. Sebuah kitab tanpa “dots”. Tanpa “vocals”. Yang pastinya memang perlu “keahlian” membaca/menafsirkan apa yang ditulis/dimaksud penulisnya. Kebiasaan menulis konsonan tanpa vocal itu kalau menurut wikipedia bisa ditelusuri hingga ke Mesir kuno dan Sumeria kuno. Yang jelas menurut wikipedia, Arab “gundul” di kitab kuning itu diturunkan dari “Nabatean Aramaic” yang merupakan turunan/mutasi “Phoenician alphabet”. Phoenician alphabet/abjad itu merupakan nenek moyang “Armenian, Cyrillic, Devanagari, Greek, Hebrew and Latin alphabets”. Silahkan baca sendiri artikel menarik dari wikipedia yang membandingkan beragam abjad tersebut dalam “History of the Arabic alphabet” yang membuat saya terpukau atas kreativitas homo sapiens dalam menciptakan aksara.

Ahmed Nurjubaedi

Almarhum ayah mondok di Sarang. Saya tidak pernah mondok. Beliau juga tidak pernah menyuruh saya mondok. Namun, saya kirim anak sulung saya ke pondok di daerah Gondang Legi, Malang saat lulus SD. Tanpa rencana. Terpaksa. Ia lulus pas pandemi merebak. Saya bilang ke ia, sekolah saat pandemi di Sby ruwet. Online. Banyak kegiatan yg tidak jelas. Di pondok akan lebih terarah. Ndilalah ia mau. Memilih pondok tanpa survei. Hanya berdasar rekom teman. Kami bertiga naik mobil menuju Malang via tol yg sepi polll. Kurang dari 5 mobil yg berpapasan dengan kami. Sampai pondok, hanya anak saya yg boleh turun dari mobil. Koper diambil petugas pondok. Tidak ada pelukan. Atau tangisan. Kami dipersilahkan meluncur begitu koper dan anak saya turun. Setengah tahun pertama, anak saya minta pindah pondok. Temannya tidak cocok. Saya bilang, lebih baik pindah asrama saja. Ia setuju. Ternyata cocok dengan teman2 baru. Kerasan sampai lulus SMP. Sekarang ia kelas 2 SMA di sebuah pondok dengan embel2 internasional di Jombang, dekat Tebuireng. Kerasan juga. Ambil kurikulum Cambridge untuk SMAnya. Ngaji kitabnya, kalau dengan Gus, pakai Bahasa Inggris. Sering membuat proyek. Sering ikut lomba. Harus saya akui. Anak laki-laki saya tumbuh melebihi ekspektasi saya. Percaya dirinya, sopan-santunnya, kemandiriannya, baca Al Qur'annya, ngaji kitabnya, kemampuan akademiknya, publik speakingnya, Bahasa Inggrisnya, dll. Jika tidak kenal, maka tidak paham. Hidup pondok pesantren!

Taufik Hidayat

Sekarang saya hanya ingin sharing pengelaman di dunia penerbangan. Dalam dunia penerbangan yang mempunyai peraturan yang cukup ketat tentang keselamatan kita mengenal ada istilah Human Factors dan juga SMS. bukan SMS hape tapi Safety Managenent System. nah dalam suatu organisasi penerbangan baik dia airline atau maskapai atau bengkel harus ada orang yang bertanggung jawab yang disebut accountable manajer biasanya orang yang posisinya tertinggi bisa direktur utama organisasi tersebut yang menjamin bahwa organisasinya menjalankan semua aturan keselamatan sesuai regulasi. Kembali ke human factors , kita mengenal istilah Dirty Dozens yaitu 12 faktor yang bisa berkontribusi terhadap insiden atau kecelakaan. Salatiga nya adalah Lack of Knowledge, Laçk of Resources dan Norm. Norm ini yang lebih bahaya karena kita akan bilang biasanya begini juga gak apa apa. nah untuk belajar lebih dalam tentang human factor memang perlu pelatihan khusus. Singkatnya kita tidak boleh hanya fokus pada mesin nya dalam hal ponpes pada bangunannya , tetapi juga pada manusianya , dalam hal ini pengasuh nya.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

LALI NGANDANI, MAAF… Anak saya empat. Tapi yang masuk pesantren cuma satu — yang nomor tiga. Dia saya sekolahkan di Pesantren Modern Assalam, milik Muhammadiyah di Solo. Tempatnya rapi, modern, tapi tetap menjaga ruh pesantren yang khas. Sekarang anak itu sudah jadi dokter gigi. Bukan hanya bisa mencabut gigi tanpa drama, tapi juga paham manajemen klinik— sesuatu yang bahkan sebagian dokter senior jarang yang paham. Lucunya, adik saya kemudian ikut-ikutan. Dia juga mengirim anaknya ke Assalam. Tapi tak lama kemudian, dia protes, “Mas, kenapa nggak bilang kalau santri baru di Assalam biasanya kena alergi kulit dulu? Gatal-gatal semua!” Saya cuma bisa nyengir. “Walah, lali ngandani. Maaf…” ### Begitulah. Di pesantren, bukan hanya iman yang diuji, tapi juga kulit. Namun di balik itu, para santri ditempa jadi tangguh — terbiasa sabar, mandiri, dan tahan segala “gatal” kehidupan.

Taufik Hidayat

Selanjutnya saya akan membahas sedikit mengenai SMS, Safety Mangenent System, Singkatnya SMS adalah sistem keselamatan yang bersifat preventif dan proaktif untuk mengelola resiko. Jadi bukan hanya memadamkan kebakaran tetapi berusaha mencegah dan mengenal tanda tanda atau faktor faktor yang bisa menyebabkan kebakaran, misalnya . Inti SMS adalah just culture yang tidak menghakimi atau blaming sehingga mendorong setiap orang untuk ikut kontribusi terhadap keselamatan . Tapi walaupun begitu tentunya kita tetap harus percaya takdir? Semoga tidak ada lagi musibah gedung runtuh seperti ini.

Mbah Mars

KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU) memiliki hubungan persahabatan yang erat sejak masa muda, jauh sebelum keduanya mendirikan organisasi masing-masing. Mereka bukan hanya sejawat dalam menuntut ilmu, tetapi juga sahabat yang saling menghormati dan saling mendoakan sepanjang hidup mereka. Kedua tokoh besar ini pertama kali bertemu ketika sama-sama berguru pada Kiai Kholil Bangkalan di Madura, kemudian melanjutkan belajar kepada Kiai Sholeh Darat di Semarang. Saat itu Ahmad Dahlan (nama kecilnya Muhammad Darwisy) berusia sekitar 16 tahun, sedangkan Hasyim Asy’ari berusia 14 tahun. Mereka bahkan tinggal sekamar selama masa belajar, saling memanggil dengan sapaan akrab “Mas Darwis” (untuk Dahlan) dan “Adi Hasyim” (untuk Hasyim Asy’ari). Pertemanan ini kemudian berlanjut saat keduanya menimba ilmu di Makkah, di mana mereka sama-sama memperdalam ilmu agama. Meskipun memiliki hubungan pribadi yang dekat, dalam pemikiran keagamaan keduanya menempuh jalan berbeda. Ahmad Dahlan dikenal sebagai ulama reformis-modernis yang terpengaruh gagasan pembaharu Islam seperti Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha, sehingga lebih menekankan ijtihad langsung kepada Al-Qur’an dan hadis serta pembaruan sistem pendidikan Islam. Sementara Hasyim Asy’ari dikenal sebagai ulama tradisionalis yang mempertahankan tradisi pesantren dan taqlid terhadap mazhab ulama klasik (Syafi’i), namun tetap terbuka terhadap ijtihad dan dinamika jaman.

Mbah Mars

Maka bedanya ulama dulu dan sekarang: Ulama dulu: ulama kuno alias lakune ana. Ulama sekarang: Ulama SAK IKI (sambil menunjuk saku baju)

Sadewa 19

Di jaman seperti saat ini, tugas ulama dan kyai semakin sulit. Dahulu ketika kita mengutip sebuah ayat Al quran maupun hadist maka masyarakat akan langsung mengikuti. Di saat sekarang ini tidak semudah itu. Maka diperlukan dakwah yg semakin cerdas. Seperti dakwah yang dilakukan oleh teman-teman Hidayatullah. Kurang lebih seperti itu pernyataan Menteri Agama. Kemarin saat memberikan sambutan di Munas Hidayatullah ke 6. Saya jg hadir di munas itu. Di undangan yg saya terima seharusnya Pak Presiden hadir. Namun beliau berhalangan dan diwakili oleh menteri dan seorang wakil menteri perumahan rakyat. Saya lupa namanya. Kembali ke pesan Pak Menteri Agama tadi. Mungkin dahulu ketika rakyat disuruh sabar, yang "menyuruh" sabar itu adalah pemimpin yg paling sabar. Ketika di pesantren kita diminta puasa "Senin-Kamis". Pak Kyai lebih hebat lagi. Pak Kyai bahkan berpuasa nabi Daud. Sehari puasa sehari berbuka. Dengan adanya teladan dari kyai dan pemimpin maka masyarakat lebih mudah untuk mengikuti. Sekarang mungkin terjadi sebaliknya. Bersabarlah rakyatku, namun yg meminta sabar, pemimpin yg naik mobil mewah. Berpuasalah kalian, namun yang meminta puasa, para pemuka agama yang tidak memberi teladan. Akhirnya di jaman ini rakyat dan santri sedang butuh teladan.

Dacoll Bns

Ketika beliau kembali ditanya pertanyaan yang cukup menohok oleh jamaah terkait kondisi di negeri ini dimana terdapat banyak pesantren, sehingga banyak juga santri lulusannya yg notabene harusnya paham dan mengerti agama, akan tetapi korupsi dan ketidak adilan masih merajalela hingga seolah- olah 'keberkahan' dari banyaknya pesantren dan santri yang 'beragama' tadi tidak turun di negeri tercinta ini , beliau sempat terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab. Pertama, pesantren saat ini berbeda dengan pesantren di masa lalu. Di masa lalu pesantren hadir saat sang kyai memang berniat mengajarkan ilmu nya sebagai bentuk pengamalan dan ibadah atau istilah yg beliau berikan 'prophetic cause', para kyai tidak memungut biaya bahkan menanggung akomodasi dan konsumsi murid2nya di tempat beliau mengajar tersbut. Budaya takzim kepada Kyai bukan oleh karena sang kyai ingin menjadi 'raja' kecil atau sbg bentuk feudalisme, tetapi lebih karena ucapan terima kasih dari sang murid yg telah diterima dan diajari ilmu akhlak , adab dan agama dan dipenuhi kebutuhannya selama 'mondok' di pesantren oleh sang kyai. Sementara saat ini pesantren banyak yang mulai merambah ke arah 'komersialisasi berlebihan, bangunan dan fasilitas megah berlomba lomba dibangun di pesantren untuk menarik santri. Akibatnya hubungan antara kyai/guru dengan santri menjadi lebih 'transaksional'. Gue bayar, lo ngajar. Santri dan walinya tidak lagi merasa perlu belajar takzim kepada kyai/gurunya.(part 2 ...)

Dacoll Bns

Menjelang hari santri tahun ini, beberapa kali pesantren, lembaga tempat lahir dan tumbuhnya santri, mendapat cercaan dan upaya pendeskreditan terkait 'budaya' di pesantren. Seperti yang kita ketahui , ujian bagi pesantren yg pertama adalah robohnya bangunan Al Khoziny mendapat perhatian luas dengan beberapa pihak di medsos mengaitkannya dengan keberadaan pesantren dan budaya di dalamnya yang menjadi penyebab terutama setelah ada kabar ditemukannya mobil 'Mercy' yg ikut terkubur di bawahnya setelah evakuasi, kebenarannya masih perlu diinvestigasi tentunya. Ujian kedua bagi keberadaan pesantren tentu saja kontroversi tayangan eXposed Trans7, yang menyebabkan banyak pihak kembali menyorot pesantren dan budaya di dalamnya. Guru kami, seorang Gus dan pengasuh Pondok Pesantren yg didirikan oleh ayahanda beliau, ketika ditanya akan tanggapannya terkait ujian yang datang bertubi- tubi tersebut menjawab bahwa beliau yakin pesantren sbg lembaga pendidikan akan bertahan apapun yg terjadi di negeri ini, sebagai lembaga pendidikan yg sudah ada sebelum indonesia merdeka bahkan bertahan di masa penjajahan , tidak ada keraguan pesantren akan bertahan dan wajib melakukan perbaikan-perbaikan untuk menjawab kritikan yg diberikan dan tidak boleh menutup diri dan antipati terhadap kritikan tersebut, termasuk semakin memperkuat peran pesantren dan santri di masyarakat dengan hadir dan memberikan manfaat bukan malah semakin menutup diri shg terkesan sbg lembaga yang eksklusif.(part 1 ...)

Mbah Mars

Om Bahtiar: Anda termasuk orang langka di jaman ini. Suami istri (eh istri satu saja kan ?) punya 9 anak ! Saya punya cerita: Suatu hari saya silaturrahmi ke guru saya. Saya ditanya: "Anakmu pira ?" Saya menjawab: "Dua, Kyai". "Ah...jirih. Kaya aku anak wolu" Saya tak mau kalah. Saya jawab: "Kalau ummi itu kan saat melahirkan tidak pernah merasa kesakitan kyai. Beda dengan istri saya". "Iya betul". Ibaratnya Bu Nyai itu cuma dehem saja anak sudah cenger lahir". "Asemmm kowe", sahut Pak Kyai.

Bahtiar HS

Mbah Mars. Sepaket. Eh sepakat. Dari 10 anak saya, yang 7 sdh dan sedang di pesantren. Tersebar di Al Amien Kyai Fauzi Tijani Prenduan. AU Kyai Asep Pacet. Nurul Haromain Kyai Ihya Ulumiddin Pujon. PPTQ Berkah Kyai Sholah Surabaya. Al Anwar Kyai Idror Maimoen Sarang. Prinsip kami: Pas SD mereka sekolah di SD Islam di sekitar rumah. Blm mondok. Mereka msh haus akan pelukan ibunya. Dan ayahnya. Jadi hrs di rumah. Barulah naik SMP mulai kami pondokkan. Mereka yg pilih (dari pilihan ortunya). Alhamdulillah anak barep akhirnya mau mondok. Ini menjadi pintu masuk adik2nya utk ngikuti jejak kakaknya. Mengapa sy mengirim anak sy mondok di pesantren? Brkt dari keprihatinan pergaulan anak muda yg kian ndrawasi saat ini. Termasuk aspek2 yg mbah Mars sebutkan. Maka Pesantren adalah pilihan logis. Dan jgn salah sangka. Lulusan pesantren bs masuk PT favorit jg. Anak sy ada yg masuk Unair, ITB, IIQ Tangsel. Semua MTs-MA di pesantren. Bisa. Nggak kalah dg yg lain. Tinggal 3 yg msh SD. Mrk sdh milih mau ke pesantren mana nanti pas lulus. Pesantren? Siapa takut? Selamat Hari Santri. Maa ziltu thooliban. Selamanya saya seorg santri, yg terus mencari ilmu.

mario handoko

selamat pagi ko jo, sobat yeni, bp sadewa, bp maman. jinak jinak burung merpati/ lebih jinak burung sendiri/ burung merpati dipegang lari/ burung sendiri dipegang berdiri/

djokoLodang

-o-- Dokter: Suami Nyonya butuh ketenangan dan istirahat total. Aku akan meresepkan beberapa pil tidur. Istri: Kapan saya harus memberikan pil itu kepadanya? Dokter: Resep ini untuk Anda, Nyonya... --koJo.-

Jokosp Sp

"Berhubung saat kecil mondok saya di tebu ireng, dan tidak lulus. Maka keluarnya cuma gatal-gatal gak dapat ilmu apa-apa". Kok bisa tanya saya?. "Ya kena lugutnya tebu, bikin gatal-gatal". Ah semprul juga kelakuanmu masih !. "Ya aku dulu sering ke pondok diajak senior nginap di sana. Sering makan rame-rame nasi liwet dan lauk jadi satu di penampan besar. Nikmat sekali kebersamaannya". "Karena gak lulus itu, diusia tua aku terus berusaha belajar dari pondok". Mana bisa tua belajar dari pondok?. "Kamu memang kurang gaul, kurang jauh belajarnya. Belajar dari Kiai Top juga bisa". "Top dari kealimannya dan ilmunya loh ya". Ke maana belajarnya?. "Ya ke Pondok Sarang juga". Kapan kamu ke pondok lagi?. "Tiap hari aku ke pondok, tapi lewat Youtube". "Youtubenya chanelnya Gus Baha Kia Pondok Sarang". Baguslah, mengaji dan mengkaji Al-Qur'an, Hadis dan Fiqih dari ahlinya ahli. Gak salah kamu. "Ya iyalah. Ambil panutan juga harus bener dan lurus biar tidak salah jalan". Aamiin, semoga diberi kemudahan dari jalanNya.

Bahtiar HS

Mbah Mars. Saya masih ingat nadhom yg pertama sy hapal dulu saat di SD Maarif Ponorogo. SMP skrg msh hapal luar kepala. Alaala tanaalul ilma illaa bisittatin # Saunbika 'an majmuu'ihaa bibayaani Dzakaa-un wahirsun washthibaarun wabulghotun # Wairsyaadu ustaadzin wathuulu zamaani Ingatlah, kalian tdk akan mendptkan ilmu kecuali dg 6 syarat # Aku akan memberitahumu kesemuanya dg jelas Yaitu (1) cerdas/berakal sehat (2) semangat (3) sabar (4) perlu biaya # (5) Petunjuk Guru / ustadz (6) perlu waktu yg lama Jadi mmg perlu waktu lama. Artinya, tidak akan lahir seorang ulama secara instan. Gak bs dicipta kilat dari teknologi atau lwt generate AI. Harus di bwh bimbingan guru, bersanad. Dan tdk bs berguru pd Ust Yutub atau Kyai Google. Yg hanya belajar semalam, besok sdh berani berfatwa. Demikianlah spt anak sy yg di Sarang. Mau nyoba akselerasi loncat kelas, tp sama guru/ustadznya dinasihatkan utk urut kacang naik kelasnya. Krn setiap kitab/pelajaran di tiap tingkat ada keberkahan Ilmu masing2. Dan kealiman seseorang tdk ditentukan seberapa cepat ia naik tingkat, tp seberapa luas dan dalam ngaji ilmunya. Jadi mesti sabar dan krnnya mmg akan memakan waktu yg lama. Bgmnpun setiap yg instan cenderung tidak akan tahan lama.

Murid Kelas 4

5. Jika "maqashid syari'ah" menuntut "hifzhul 'aqli" dan "hifzhul mal", mengapa pesantren belum masif mengajarkan ilmu teknologi, ekonomi digital, dan sains modern yang justru menjadi alat utama hifzhil 'aqli dan hifzhil mal di zaman saat ini? 6. Tahun 2024 kemarin, menurut Menteri Agama, Prof. Nasaruddin Umar, potensi zakat nasional seharusnya bisa mencapai Rp320 triliun apabila dihitung dari jumlah penduduk Indonesia dengan KTP beragama Islam dan menyimpan dana di bank dalam bentuk deposito. Namun realisasi formal yang terkumpul, hanya sekitar Rp41 triliun. Apakah itu adalah bukti bahwa sistem zakat kita mengalami kegagalan struktural, kegagalan digitalisasi, dan kegagalan public-trust secara simultan? Lantas di mana peran pesantren sebagai pusat fiqh zakat, jika pesantren belum mampu atau tidak mampu merancang sistem zakat intelligence berbasis AI, compliance engine berbasis data perbankan syari'ah, dan distribution modeling berbasis maqashid syari'ah? 7. Jika sharful-zakah harus sesuai dengan ashnaf yang delapan, mengapa distribusi zakat kita masih bersifat karitatif dan belum diarahkan untuk tamkinul-fuqara melalui pendidikan teknologi, inkubasi bisnis, dan transformasi ekonomi produktif?

Murid Kelas 4

KADO ISTIMEWA DI HARI SANTRI NASIONAL 2025 (Fokus: Ekonomi) 1. Bagaimana pesantren tradisional terkemuka Nahdhatul Ulama (NU) selevel pondok pesantren al-Khoziny, mendefinisikan "kemiskinan ekstrem" secara operasional dan metodologis, mengingat mayoritas definisi kemiskinan di kitab-kitab klasik Islam lebih bersifat normatif dan bukan berbasis indikator ekonomi kontemporer riil seperti Purchasing Power Parity dan Multidimensional Poverty Index? 2. Apakah pesantren tradisional Nahdhatul Ulama (NU) memiliki model distribusi zakat, wakaf, dan sedekah berbasis data spasial dan demografi, ataukah masih menggunakan pendekatan karitatif tradisional sehingga belum kompeten memetakan kantong-kantong kemiskinan secara presisi? 3. Jika, pesantren mengklaim sebagai pusat pemberdayaan umat, mengapa hingga kini belum ada model inkubasi ekonomi berbasis pesantren yang meng-integrasikan Islamic social entrepreneurship ala 'Abdurrahman bin 'Auf, dengan teknologi precision-agritech IoT seperti Belanda, dan digital microfinance seperti India, dalam satu ekosistem berbasis data-driven dan impact-measurement yang terstandarisasi? 4. Bagaimana pesantren tradisional mengatasi paradoks antara ajaran zuhud dan tawakkal, dengan kebutuhan umat untuk berdaya secara ekonomi dan finansial, di tengah sistem kapitalisme global yang menuntut produktivitas dan daya-saing tinggi, serta menuntut inovasi tiada henti?

Murid Kelas 6

5. Tolong beri tau saya, pesantren tradisional mana yang sudah memiliki roadmap yang jelas, yang benar-benar terbukti melahirkan santri-santri yang kompeten bersaing di panggung global? Bukan sekadar menjadi da'i, tetapi juga menjadi ilmuwan, teknokrat, sekaligus pemikir strategis, seperti Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, Haji Agus Salim, Mohammad Natsir, atau Buya Hamka. 6. Mengapa pesantren seolah lambat dalam melakukan ijtihad kontekstual dalam hal isu-isu kontemporer, seperti dampak disrupsi teknologi AI, dan penerapan bio-engineering? 7. Saya yakin, pesantren sangat hafal kaidah "al-ibroh bil maqooshid, laa bil alfaaz". Tapi kenapa pesantren masih kerap terjebak pada literalisme teks dan tidak berani melakukan reinterpretasi hukum dalam konteks sosial-politik modern yang berubah cepat? Sejauh ini yang paling berani melakukan penafsiran ulang yang komprehensif dan mumpuni terhadap salah satu pembacaan teks klasik Islam, baru satu orang, yaitu KH. Masdar Farid Mas'udi, yang gagasannya amat memukau, bahwa zakat harus berdialektika dengan realitas, dan itu menabrak pakem fiqh konvensional.

Murid Kelas 6

KADO ISTIMEWA DI HARI SANTRI NASIONAL 25 (Fokus: Epistemologi) 1. Pertanyaan terbesar saya dari dulu, mengapa pesantren tradisional sampai saat ini masih mempertahankan sistem pengajaran berbasis "tahfizh" (hafalan)? Saya pernah menjadi santri, meski hanya sekedar santri kalong, alias bukan santri mukim. Namun sedikit banyak, saya paham, bahwa tanpa "tadribul fikri" dan tanpa "naqdul ma'arif", maka pesantren telah melanggengkan "tatwinul jahl", yang bertentangan dengan semangat "ath-tholab wal ijtihad" dalam tradisi keilmuan Islam. Nah, bagaimana pesantren menjawab fakta ini? 2. Jika, pesantren mengklaim, sebagai pusat ilmu, mengapa saya belum menemukan ada kurikulum filsafat-ilmu, logika, dan metodologi riset, yang menjadi fondasi berpikir ilmiah, di pesantren? Padahal, ulama besar klasik seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusydh, hingga al-Ghazali, para beliau itu justru memulai dari sana. 3. Bagaimana pesantren menjelaskan kepada umat, mengapa pesantren belum mengajarkan ilmu-ilmu kontemporer seperti ekonomi, dan teknologi, padahal kaidah fiqh mengatakan "al-'ilm laa yuhdhor", lantas kenapa seperti ada diskriminasi disiplin ilmu? 4. Mengapa, pesantren belum merancang kurikulum pengajaran, berbasis tantangan zaman? Seperti krisis iklim, revolusi digital, dan geopolitik global? Padahal santri adalah calon pemimpin umat yang harus siap menjawab realitas.

Bu Guru

@Murid Kelas 4 @Murid Kelas 5 @Murid Kelas 6 Bagus. Tidak sia-sia, Ibu memberikan inventaris MacBook + iPad + portable modem dengan kuota 100GB tiap bulan, kepada kalian. November 2025, kalian sudah harus bisa mendapatkan income sendiri, dengan memanfaatkan berbagai tools automation AI. Malu, di YouTube sudah ada banyak anak seumuran kalian bisa meraup penghasilan puluhan juta rupiah per bulan dari platform Meta, sedangkan kalian masih no-income. Kalau berhasil, kalian beli devices dan gadget sendiri, jadi devices inventarisnya bisa Ibu ambil lagi. Kalau gagal? Devices inventarisnya juga Ibu ambil lagi. Siapa suruh gagal.

DeniK

Saya ikut medsos nya pesantren nurul azhar Riau. Mulai dari mereka membangun pesantren. Di buat oleh profesional dan bangunan yang estetik. Santri yang mau masuk di seleksi dengan ketat. Saat ini sedang membangun pesantren ke 2 . Semua di persiapan kan dengan saat baik saat membangun. Bangunan modern.

Muh Nursalim

Resolusi jihad itu ternyata juga untuk hamas-Palestina. Bukan hanya untuk kemerdekaan RI. Bagaimana nalarnya ?. Mbah Hasyim Asy'ari mengeluarkan resolusi jihad yang mewajibkan setiap muslim yang berada pada radisu masafatul qasr untuk mengangkat senjata melawan agresor Inggris yang diboncengi NICA. Mbah Hasyim tanpa ijin soekarno menggerakkan santri untuk berjihad. Karena memang dalam fikih bab jihad. Jika musuh sudah di depan pintu. Maka wajib setiap muslim melawan dengan senjata. Apapun resikonya. Tetapi jika musuh masih di negerinya hukum jihad itu fardhu kifayah. Cukuplah tentara reguler yang menjaga kedaultan negara. Naah. Di sinilah pentingnya fatwa tersebut untuk hamas. Israel sudah masuk bahkan membunuhi orang-orang Palestina. Maka melawan musuh tidak lagi perlu ijin penguasa yang sah. Bahkan setiap muslim harus mengangkat senjata untuk kedaulatan negaranya.

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 165

  • dabudiarto71
    dabudiarto71
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Murid Kelas 4
    Murid Kelas 4
    • suhartono suhartono
      suhartono suhartono
  • Murid Kelas 4
    Murid Kelas 4
  • Murid Kelas 6
    Murid Kelas 6
    • Bu Guru
      Bu Guru
    • Murid Kelas 5
      Murid Kelas 5
    • Murid Kelas 4
      Murid Kelas 4
    • Murid Kelas 5
      Murid Kelas 5
    • Murid Kelas 5
      Murid Kelas 5
    • Murid Kelas 5
      Murid Kelas 5
    • Liam Then
      Liam Then
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Re Hanno
    Re Hanno
  • yea aina
    yea aina
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • alasroban
      alasroban
    • Liam Then
      Liam Then
    • Murid Kelas 4
      Murid Kelas 4
  • Liam Then
    Liam Then
    • alasroban
      alasroban
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • yea aina
      yea aina
  • Muin TV
    Muin TV
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
  • Taufik Hidayat
    Taufik Hidayat
    • Liam Then
      Liam Then
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Taufik Hidayat
    Taufik Hidayat
  • Liam Then
    Liam Then
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
  • Tivibox
    Tivibox
  • sinung nugroho
    sinung nugroho
  • Thamrin Dahlan YPTD
    Thamrin Dahlan YPTD
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • alasroban
      alasroban
  • kambing hitam
    kambing hitam
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Maxio Mite
    Maxio Mite
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • alasroban
      alasroban
    • sinung nugroho
      sinung nugroho
    • Liam Then
      Liam Then
  • Eyang Sabar56
    Eyang Sabar56
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • pak tani
    pak tani
    • alasroban
      alasroban
    • Liam Then
      Liam Then
  • Satya Laksana
    Satya Laksana
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • mario handoko
      mario handoko
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Sadewa 19
    Sadewa 19
    • mario handoko
      mario handoko
    • Sadewa 19
      Sadewa 19
  • mario handoko
    mario handoko
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Sadewa 19
      Sadewa 19
    • Thamrin Dahlan YPTD
      Thamrin Dahlan YPTD
    • Liam Then
      Liam Then
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Hendro Purba
    Hendro Purba
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
  • Wilwa
    Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • Nusantara Hijau
    Nusantara Hijau
  • Tiga Pelita Berlian
    Tiga Pelita Berlian
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • DeniK
      DeniK
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
  • Wilwa
    Wilwa
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Satya Laksana
    Satya Laksana
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Rachmad Saleh
    Rachmad Saleh
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • dabudiarto71
    dabudiarto71
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Tivibox
    Tivibox
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Tivibox
    Tivibox
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • Liam Then
      Liam Then
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • siti asiyah
    siti asiyah
  • my Ando
    my Ando
    • my Ando
      my Ando
    • my Ando
      my Ando
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
  • Faizin Akbar
    Faizin Akbar
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Sugi
    Sugi
  • Mada Suradi
    Mada Suradi
  • Ciga Sama
    Ciga Sama
  • DeniK
    DeniK
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • rid kc
    rid kc
  • Hasyim Muhammad Abdul Haq
    Hasyim Muhammad Abdul Haq
    • alasroban
      alasroban
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Thamrin Dahlan YPTD
    Thamrin Dahlan YPTD
    • Thamrin Dahlan YPTD
      Thamrin Dahlan YPTD
    • mario handoko
      mario handoko
    • Thamrin Dahlan YPTD
      Thamrin Dahlan YPTD
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • satria tomat
    satria tomat
  • Hasyim Muhammad Abdul Haq
    Hasyim Muhammad Abdul Haq
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • ra tepak pol
    ra tepak pol
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Tivibox
      Tivibox