Mengejutkan! Dapur SPPG Hasilkan 101 Ton Sampah Setiap Hari di Lampung, DLH Bertindak

Senin 27-10-2025,15:30 WIB
Reporter : Prima Imansyah Permana
Editor : Khomsurijal W

JAKARTA, DISWAY.ID Program Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Lampung, meskipun berdampak positif pada peningkatan gizi, ternyata menyisakan masalah lingkungan yang signifikan. Volume sampah yang dihasilkan dari dapur-dapur layanan ini mencapai angka yang mengejutkan.

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung, dengan total sekitar 450 dapur SPPG yang beroperasi, timbulan sampah yang dihasilkan mencapai sekitar 101 ton setiap hari.

Rata-rata, satu dapur MBG menghasilkan sekitar 0,225 ton atau 225 kilogram sampah per hari.

BACA JUGA:Pembahasan Panja BPIH, Wamenhaj Pastikan Biaya Haji 2026 Turun

BACA JUGA:Rieke Diah Pitaloka Minta Tolong ke Purbaya, Ponpes Abangnya Ditagih PBB

Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Provinsi Lampung, Junaedi Rahmad, menyatakan bahwa pemerintah provinsi masih melakukan kajian mendalam untuk menentukan mekanisme pengelolaan sampah MBG yang paling ideal, yang nantinya akan disesuaikan dengan kewenangan pemerintah kabupaten/kota.

“Ini masih dalam tahap kajian. Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk pengelolaannya,” ujar Junaedi, Senin (27/10/2025).

Sampah Organik Jadi Emas Cair

Pengendali Dampak Lingkungan DLH Provinsi Lampung, Ahmad Jhon Viktor, menjelaskan bahwa mayoritas sampah yang dihasilkan bersifat organik.

Meskipun sebagian sudah dimanfaatkan secara terbatas oleh pengelola dapur untuk budidaya maggot atau pakan ternak, skala timbunan harian tetap membutuhkan solusi yang lebih masif.

BACA JUGA:KPK Panggil Anggota DPR Rajiv Dalam Dugaan Korupsi CSR BI-OJK, Begini Perkembangan Kasusnya

BACA JUGA:Peringatan Keras KPK ke Pemprov DKI, Tertib Catat Aset Tanah, Cegah Kasus Sumber Waras Terulang

Sebagai langkah awal yang ambisius, DLH Lampung tengah melakukan uji coba pengolahan sampah MBG menjadi pupuk organik cair.

Sebanyak 500 kilogram sampah MBG telah dikumpulkan untuk uji coba dengan penambahan mikroorganisme.

Proses ini melibatkan tim Mikroba Center di Desa Marga Kaya, Kabupaten Lampung Selatan, dan akan dipantau selama tiga bulan di area Agropark.

Langkah ini diharapkan dapat menjadi model pengelolaan sampah MBG yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi melalui pengolahan limbah organik menjadi produk pupuk cair yang bermanfaat. (Alam Islam/Radar Lampung)

Kategori :