JAKARTA, DISWAY.ID - Pengamat Politik Universitas Nasional (UNAS), Selamat Ginting, menilai langkah Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang menyatakan keinginannya bergabung dengan Partai Gerindra, menjadi penanda penting perubahan arah politik relawan Jokowi di masa transisi menuju pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Ginting, sikap terbuka Budi Arie serta pernyataan santai Sekjen Projo Handoko menunjukkan kedewasaan organisasi relawan Jokowi.
"Pernyataan Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang meminta izin kepada para relawan jika dirinya akan bergabung dengan Partai Gerindra, menandai fase baru dalam dinamika politik pasca-Jokowi. Sikap terbuka itu, disertai pernyataan santai Sekjen Projo Handoko ‘silakan, itu hak politik Pak Budi Arie’ menunjukkan bukan hanya kedewasaan organisasi, tetapi juga arah repositioning politik relawan Jokowi di tengah transisi kekuasaan menuju pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto," ujar Ginting saat dikonfirmasi, Kamis 6 November 2025.
BACA JUGA:Reaksi Gibran Saat Tahu Budi Arie Ingin Gabung Gerindra: Relawan Harus Menginduk ke Presiden
Ia menjelaskan bahwa sikap tersebut menggambarkan komunikasi politik transisi dari gerakan Pro Jokowi menuju Keberlanjutan.
"Sejak Jokowi menunjukkan kedekatan politik dengan Prabowo, arah komunikasi politik Projo perlahan bergeser: dari gerakan loyalis personal menjadi gerakan transisi kekuasaan yang mencari kesinambungan politik," jelasnya.
Lebih lanjut, Ginting menilai langkah Budi Arie sebagai bentuk strategi komunikasi politik simbolik.
"Rencana Budi Arie untuk bergabung ke Partai Gerindra bisa dibaca sebagai tindakan komunikasi politik simbolik, yaitu penyelarasan narasi antara Projo dan kekuasaan baru tanpa kehilangan identitas historisnya," katanya.
BACA JUGA:Budi Arie Ngebet Gabung Gerindra, Ahmad Muzani Kasih Clue Begini
Menurutnya, permintaan izin Budi Arie kepada relawan juga merupakan strategi menjaga legitimasi moral.
"Dengan meminta izin kepada relawan, ia menunjukkan upaya mempertahankan legitimasi moral di mata basis pendukung Projo—yang sebagian besar masih loyal kepada Jokowi, bukan kepada partai tertentu," tulis Ginting.
Ia menambahkan bahwa pernyataan Handoko menjadi bentuk normalisasi politik multi-afiliasi di tubuh Projo.
BACA JUGA:Muzani: Gerindra Terbuka untuk Semua, Termasuk Budi Arie
"Pernyataan Sekjen Projo, Handoko, yang menyebut banyak kader Projo juga kader partai, termasuk dirinya yang aktif di Golkar merupakan strategi komunikasi yang menormalisasi pluralitas afiliasi politik di tubuh organisasi relawan," ujarnya.
Lebih jauh, Ginting menilai bahwa langkah Budi Arie dapat menjadi jembatan politik antara era Jokowi dan Prabowo.