Presiden Turun Tangan Urus Utang Whoosh, Pengamat UPN: Wajib Cari Alternatif Selain dari APBN

Kamis 06-11-2025,16:37 WIB
Reporter : Bianca Khairunnisa
Editor : Fandi Permana

JAKARTA, DISWAY.ID - Pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto atas rencananya untuk membayar hutang Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) atau Whoosh kini turut menjadi sorotan banyak pihak.

Pasalnya, Pemerintah sendiri juga tengah melakukan negosiasi bersama dengan pihak-pihak terkait untuk mengkaji penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam penyelesaian polemik hutang ini.

BACA JUGA:Tempat Menonton Selangor vs Persib Bandung di Piala AFC 2025/26

BACA JUGA:Kadek Dhinda Catat Rekor, Tembus Perempat Final Korea Masters 2025 di Debut BWF Super 300

Dalam menanggapi rencana Presiden Prabowo ini, Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat turut menyoroti sumber dana yang tidak pasti dapat menanggung beban proyek sebesar Whoosh secara berkelanjutan.

“Ketika pembiayaan utang luar negeri dan biaya operasional mulai menekan, godaan mencari “jalan pintas” fiskal sering muncul. Penyelesaian terbaik utang Whoosh seharusnya tidak melalui APBN, pajak, atau PNBP sitaan korupsi, tetapi melalui financial creativity,” ujar Achmad ketika dihubungi oleh Disway, pada Kamis 6 November 2025.

Lebih lanjut, Achmad juga turut menyoroti peran Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia dalam pelunasan hutang Whoosh ini. Menurutnya, Danantara memiliki fleksibilitas untuk melakukan refinancing atau debt restructuring tanpa menambah beban fiskal langsung. 

Bahkan, dirinya menambahkan, aset Danantara termasuk yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dengan aset sebesar itu seharusnya persoalan KCJB adalah hal yang mudah. 

BACA JUGA:15 Tahun World Angklung Day: Harmoni Bambu dari Nusantara ke Dunia

“Skemanya bisa berupa debt-to-equity swap bersama konsorsium Tiongkok, perpanjangan tenor, atau penerbitan obligasi infrastruktur berbasis aset proyek. Selain itu, monetisasi kawasan sekitar stasiun, transit-oriented development (TOD), hak guna lahan, dan bisnis komersial, dapat menciptakan arus pendapatan mandiri,” tutur Achmad.

“Inilah bentuk kreativitas fiskal yang sejati: mengubah proyek yang semula membebani menjadi instrumen produktif, bukan sekadar menambal dengan uang sitaan yang datang tak menentu,” tambahnya.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto kembali sukses mengejutkan publik dengan pernyataannya yang menyebutkan bahwa permasalahan hutan Whoosh nantinya akan segera diurus oleh Pemerintah.

“Saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah. Saya tanggung jawab nanti Whoosh itu semuanya,” tegas Prabowo.

Kategori :