RS Primaya (Tangerang)
BACA JUGA:Di Jantung PBB, Prabowo dan Guterres Sepakat Kolaborasi Global Atasi Krisis Kemanusiaan
Diikuti Ribuan Tenaga Medis dari Berbagai Bidang
Ketua Penyelenggara ISICAM 2025, dr. Dasdo Antonius Sinaga, Sp.JP, menyebutkan bahwa acara tahun ini diikuti oleh lebih dari 1.700 peserta dari berbagai latar belakang profesi medis, mulai dari dokter spesialis jantung intervensi, fellow, perawat, hingga teknisi dan radiografer.
“Kami ingin seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di ruang kateterisasi jantung dapat memperoleh manfaat nyata dari kegiatan ini, baik peningkatan keterampilan maupun penguatan kolaborasi antarprofesi,” ungkapnya.
Fokus pada Regenerasi dan Transformasi Kesehatan Nasional
Salah satu program unggulan yang kembali dihadirkan dalam ISICAM 2025 adalah EURO-PCR Fellow Course, hasil kerja sama dengan lembaga pendidikan kardiologi terkemuka di Eropa.
Program ini memberi kesempatan bagi dokter muda Indonesia untuk mendapatkan pelatihan berskala internasional serta memperluas jejaring profesional global.
Ketua Komite Saintifik ISICAM 2025, dr. Arwin Saleh Mangkuanom, Sp.JP, menambahkan bahwa tema tahun ini menjadi refleksi penting untuk memastikan generasi penerus kardiologi Indonesia memahami ilmu dasar secara mendalam sebelum mengadopsi inovasi baru.
“Bidang intervensi kardiologi berkembang sangat pesat. Karena itu, pemahaman terhadap dasar-dasar ilmu tetap menjadi hal yang esensial,” jelasnya.
BACA JUGA:87 Kontainer Pelanggaran Ekspor Produk Turunan CPO Dibongkar Bea Cukai dan Polri
Dua Dekade Perjalanan dan Komitmen untuk Indonesia
Sejak berdiri pada 20 Juni 1998, PIKI telah berperan besar dalam pengembangan teknologi intervensi jantung di Indonesia. Berbagai program fellowship, kerja sama dengan pusat jantung terkemuka di Asia dan Eropa, serta kontribusi terhadap pemerataan layanan jantung di tanah air menjadi bukti nyata komitmen organisasi ini.
“ISICAM bukan sekadar ajang ilmiah, tetapi juga cerminan komitmen kami untuk memastikan setiap pasien di Indonesia memiliki akses terhadap layanan intervensi jantung yang aman, efisien, dan berstandar global,” tutup dr. Sodiqur Rifqi.