Beliau sadar bahwa anak-anak muda ini sudah tampil maksimal dan bertarung sekuat tenaga.
Erick Thohir mengingatkan kita semua bahwa ini adalah proses.
Dia juga menegaskan bahwa para pemain Timnas Indonesia U-17 ini adalah investasi jangka panjang cikal bakal generasi emas kita untuk tahun 2028-2029 nanti.
Ini adalah sikap yang sangat penting untuk menjaga mental para pemain muda gar tidak langsung jatuh.
BACA JUGA:Penyebab Timnas Indonesia U-17 Kalah dari Zambia Dinilai Pengamat karena Hal Penting Ini!
Di sisi lain, Coach Nova Arianto menunjukkan sikap sebaliknya.
Tentu di depan media dia membela pemain, tapi di dalam evaluasi internal dia langsung bongkar kelemahan.
Coach Nova tidak mau para pemain larut dalam kesedihan. Fokusnya langsung 100 persen pada evaluasi teknis.
Dia meminta para pemain untuk banyak belajar dari kesalahan yang terjadi, terutama kesalahan-kesalahan mendasar yang seharusnya tidak bisa bikin kebobolan di level Piala Dunia.
Dia menyoroti bagaimana para pemain gagal mengantisipasi pergerakan lawan.
Tanpa buang waktu, Nova Arianto langsung meminta timnya melupakan kekalahan dari Zambia dan fokus penuh ke laga berikutnya melawan Brasil.
Kombinasi dua respons ini adalah hal yang sangat ideal. Kita punya pimpinan federasi yang melindungi mental pemain dari tekanan publik dan kita punya pelatih yang tegas tanpa kompromi di dalam ruang ganti untuk memperbaiki kesalahan.
Tentu kita berharap evaluasi dari coach Nova Arianto ini bisa langsung terlihat hasilnya di laga berikutnya.
BACA JUGA:Bukan Shin Tae-yong Lagi! Erick Thohir Siapkan 5 Sosok Misterius untuk Latih Timnas Indonesia
Suasana Ruang Ganti Timnas Indonesia U-17 Usai Lawan Zambia
Pernahkah kita membayangkan apa yang dirasakan seorang pemain berusia 17 tahun setelah menelan kekalahan pada laga debutnya di ajang sebesar Piala Dunia?.