JAKARTA, DISWAY.ID - Seorang warga negara Rusia bernama Roman Novak, yang sebelumnya dihukum karena kasus penipuan kripto, dilaporkan tewas bersama istrinya, Anna, di Uni Emirat Arab (UEA).
Keduanya dikabarkan hilang sejak awal Oktober 2025 sebelum akhirnya ditemukan tewas setelah lebih dari sebulan menghilang.
Menurut laporan media Rusia Fontanka, pasangan tersebut terakhir kali terlihat saat bepergian ke Hatta, kawasan pegunungan di tenggara Dubai. Mereka disebut sedang menuju pertemuan dengan calon investor sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak.
BACA JUGA:Rayakan 3 Tahun, OKX Himpun Aset Kripto USD35 M Lewat Program Proof of Reserves
Latar Belakang Kasus: Dari Penjara Rusia ke Bisnis Kripto di UEA
Roman Novak pernah divonis enam tahun penjara di Rusia pada 2020 karena kasus penipuan dalam skala besar.
Setelah mendapatkan pembebasan bersyarat, ia pindah ke UEA dan mendirikan Fintopio, sebuah aplikasi investasi berbasis mata uang kripto.
Proyek tersebut sempat menarik perhatian besar dan berhasil mengumpulkan dana sekitar 500 juta dolar AS.
Akan tetapi reputasi Novak kembali tercoreng setelah muncul tuduhan bahwa platform tersebut melakukan penipuan terhadap investor.
BACA JUGA:OJK Evaluasi Izin Bursa Kripto Baru, Nama Ini Curi Perhatian
Dugaan Penculikan dan Pembunuhan
Kerabat terakhir kali menerima kabar dari pasangan Novak pada 2 Oktober 2025.
Berdasarkan hasil penyelidikan awal, mereka diduga diculik oleh sekelompok orang yang mengincar uang atau akses ke aset digital mereka.
Sumber Fontanka menyebut para pelaku membunuh keduanya setelah gagal mendapatkan akses ke dana kripto yang disimpan Roman Novak.
Informasi awal juga mengungkap bahwa jenazah pasangan itu dipotong-potong dan disembunyikan di dalam kontainer di sekitar area pusat perbelanjaan di Hatta. Meski demikian, jasad korban belum ditemukan secara resmi oleh otoritas setempat.
BACA JUGA:Catatkan Token SOON, Tokocrypto Ramaikan Bursa Kripto Indonesia dengan Konsep Modular
Investigasi Lintas Negara dan Penangkapan Tersangka
Komite Investigasi Rusia pada Jumat, 8 November 2025 mengonfirmasi telah membuka penyelidikan atas kasus pembunuhan terhadap pasangan warga negara Rusia di UEA, meskipun tidak menyebutkan identitas korban.